Delegasi AIMEP Dosen FAH Menyelami Keberagaman Australia: Suatu Insight Menarik

  • 27 November 2023
  • 11:10 WITA
  • Administrator
  • Berita

Waode Surya Darma, M. Hum salah satu delegasi dari Australia Indonesia Muslim Exchange Program (AIMEP), telah memulai perjalanan ilmiahnya dengan penuh semangat. Setelah mendapatkan sesi briefing yang informatif dari Kedutaan Australia di Jakarta, Waode, yang sehari-hari mengajar di Prodi Bahasa dan Sastra Inggris, UIN Alauddin Makassar, melangkah menuju destinasi pertamanya: Sydney.



Di tanah yang kaya akan keberagaman budaya, para delegasi disambut hangat oleh Pak Rowan Gould, Direktur Mosaic Connections, yang merupakan penyelenggara AIMEP. Hari pertama mereka tidak hanya menyuguhkan pertemuan yang informatif dengan Malcolm Haddon, Associate Director dari Community Resilience, Multicultueal New South Wales, tetapi juga memberikan pandangan yang dalam mengenai keberagaman budaya dan kepercayaan di Australia.

Haddon mengungkapkan fakta menarik bahwa lebih dari 50% penduduk Australia memiliki setidaknya satu orang tua yang lahir di luar negeri. Hal ini menjadikan keberagaman budaya begitu mencolok di Australia. Tidak hanya dalam budaya, namun keberagaman tersebut juga terlihat dalam kepercayaan. Diketahui bahwa sekitar 26,5% penduduk Australia menggunakan Bahasa Ibu selain Bahasa Inggris di rumah. Fenomena ini membuka peluang ekonomi baru dan mendukung program pendidikan yang mendorong penggunaan Bahasa Ibu melalui kelas-kelas dan program di luar sekolah.


Pada hari kedua, para delegasi diberikan kesempatan untuk bertemu dengan Concillor Bilal El Hayek, Wallikota Muslim pertama di Canterbury-Bankstown. Bilal menekankan pentingnya peran aktif generasi muda di dunia politik. Dia juga menyampaikan pesan mengenai tanggung jawab pemimpin pemerintahan dalam menjalankan tugasnya untuk kepentingan masyarakat.

Selama kunjungan mereka di Sydney, delegasi juga menyempatkan waktu untuk bertemu dengan pimpinan organisasi perempuan dan Islam, seperti Muslim Women Australia, Lebanese Muslim Association, dan Community Support Services. Tak hanya itu, mereka juga menjelajahi sejarah berdirinya Auburn Gallipoli Mosque, salah satu masjid terbesar dan paling indah di Australia.

Perjalanan mereka tak berakhir di situ. Kunjungan ke Islamic Sciences and Research Academy (ISRA) dan Centre for Islamic Studies and Civilisation (CISAC) di Charles Sturt University memberikan wawasan yang berharga. Waode Surya memperlihatkan minat dalam berkolaborasi di masa depan, dan hal ini direspons dengan baik oleh tuan rumah, Professor Mehmet Ozalp dan Dr. Derya Iner, yang memberikan sambutan hangat kepada ide-ide kolaboratif. Sebelum menuju ke Melbourne, para peserta menyempatkan waktu untuk menjelajahi keindahan tempat wisata Sydney, seperti Opera House Sydney dan menikmati perjalanan menyeberang ke Manly Beach dengan ferry.


Program AIMEP, didukung oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) serta Australia Indonesia Institute, telah memberikan pengalaman yang memperkaya bagi para delegasi yang terlibat dalam program ini. Diharapkan, kunjungan mereka akan membangun jembatan kebudayaan yang kokoh antara Indonesia dan Australia, serta membuka peluang kolaborasi yang lebih luas di masa depan.