Ahad, 5 Januari 2025 merupakan puncak peringatan/haul Abah/guru Sekumpul alm. K.H. Muhamamad Zaini Abd. Gani Martapura. Agenda ini dihadiri oleh ratusan ribu bahkan mungkin jutaan peziarah yang datang dari berbagai negara.
Tradisi haul merupakan salah satu bentuk perayaan religius yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan umat Islam di Indonesia, khususnya di Kalimantan Selatan. Salah satu haul yang sangat fenomenal dan menarik perhatian ribuan hingga jutaan umat adalah almarhum K.H. Muhammad Zaini Abd. Gani yang populer dikenal sebagai Guru/ Abah Guru Sekumpul, yang dilaksanakan setiap tahun di Martapura, Kabupaten Banjar. Haul ini bukan hanya menjadi ajang mengenang sosok ulama besar, Abah Guru Sekumpul (KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani), tetapi juga menjadi momentum penting dalam membangun dan menguatkan spiritualitas kolektif di tengah masyarakat.
Dalam perspektif sosiologi agama, spiritualitas kolektif merujuk pada kesadaran dan pengalaman religius yang dialami bersama oleh sekelompok individu dalam suatu komunitas. Dalam konteks Haul Abah Guru Sekumpul, spiritualitas kolektif ini terbangun melalui berbagai elemen yang saling berinteraksi, seperti ritual keagamaan, nilai-nilai religius, dan keterlibatan sosial.
Pelaksanaan haul ini menghadirkan suasana religius yang sangat khas. Ribuan jamaah dari berbagai daerah, bahkan luar negeri, berkumpul untuk berzikir, berdoa, dan mengenang perjuangan dakwah Abah Guru Sekumpul. Kegiatan ini tidak hanya mempererat hubungan individu dengan Allah tetapi juga memperkuat hubungan sosial antarumat. Jamaah dari berbagai latar belakang suku, budaya, dan status sosial hadir dalam satu semangat kebersamaan, melampaui sekat-sekat perbedaan yang ada.
Kolektivitas spiritual Haul Abah Guru Sekumpul mampu mengumpulkan jamaah hingga mencapai jutaan orang. Mereka datang dari berbagai penjuru Indonesia, seperti Jawa, Sulawesi, hingga Sumatra, dan bahkan dari negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam. Kehadiran jamaah dalam jumlah besar ini menciptakan spiritualitas kolektif yang luar biasa, di mana individu-individu merasa menjadi bagian dari komunitas religius yang lebih luas.
Di sisi lain, masyarakat Banjar khusunya Martapura dan sekitarnya memainkan peran penting dalam menyukseskan haul ini. Warga sekitar secara sukarela menyediakan konsumsi gratis, tempat istirahat gratis, premium gratis, tranportasi airport gratis dan fasilitas lain bagi para jamaah. Banyak rumah penduduk yang dibuka untuk menjadi tempat singgah, dan makanan gratis disediakan di berbagai titik. Hal ini menunjukkan bagaimana soliditas dan solidaritas sosial yang dilandasi oleh nilai-nilai keagamaan dapat terwujud secara nyata.
Sepanjang jalan menuju titik pelaksanaan haul, tidak susah dijumpai masyarakat yang memanggil-manggil peziarah untuk singgah di tempatnya dan mendapatkan pelayanan gratis selama berada di Banjarmasin atau Martapura. Momen ini tidak hanya memberikan kenyamanan batin bagi individu yang datang tetapi juga memberikan kebahagiaan bagi tuan rumah serta menguatkan rasa kebersamaan dalam menjalankan nilai-nilai Islam.
Fenomena Abah Guru Sekumpul menjadi simbol penguatan identitas keislaman masyarakat Banjar. Tradisi ini merepresentasikan nilai-nilai lokal yang berpadu dengan ajaran Islam, seperti penghormatan kepada ulama, semangat kekeluargaan, dan pentingnya menjaga silaturahmi. Identitas keislaman ini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Martapura, tetapi juga oleh jamaah yang datang dari luar daerah.
Haul ini memberikan pengaruh besar dalam membangun citra Martapura sebagai pusat spiritualitas di Kalimantan Selatan. Kota ini dikenal sebagai kota serambi Mekkah karena kuatnya nilai-nilai Islam dalam kehidupan masyarakatnya. Haul Abah Guru Sekumpul mempertegas identitas tersebut, menjadikannya daya tarik utama bagi umat Islam yang mencari pengalaman religius.
Haul Abah Guru Sekumpul merupakan fenomena religius yang tidak hanya mencerminkan penghormatan terhadap seorang ulama besar tetapi juga menjadi wujud nyata dari spiritualitas kolektif. Haul ini menjadi cerminan bagaimana agama dapat menjadi sumber kekuatan kolektif yang menyatukan umat, melampaui batasan geografis dan sosial. Dengan terus menjaga tradisi ini dan mengelolanya secara profesional, Haul Abah Guru Sekumpul memiliki potensi untuk menjadi warisan spiritual yang membawa manfaat bagi generasi mendatang.
Sungguminasa 6 Januari 2025