UIN Online - Salah seorang anggota Unit Kegiatan Mahasisswa (UKM) Lembaga Informatika Mahasiswa Alauddin (LIMA) Washilah, Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Makassar mendapat beasiswa kuliah ke Amerika Serikat (AS).
Mahasiswa tersebut adalah Ikhsan Mahar atau biasa dipanggil Ikhsan yang mendapat kesempatan kuliah di Virginia Tech University. Ikhsan adalah mahasiswa sementer lima, Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris (BSI), Fakultas Adab dan Humaniora (FUH).
Laki-laki kelahiran Makasar yang besar di Ibu Kota Jakarta itu, bisa menuntut ilmu di negeri Paman Sam, adalah cita-cita sejak dulu. Ikhsan memenangi kompetisi untuk mendapatkan beasiswa belajar di AS selama dua bulan melalui beasiswa Indonesian Englsh Languange Study Program (IELSP).
"Saya sudah tahu beasiswa ini sejak semester I. Tapi persyaratannya minimal semester V. Jadi, pas semester IV saya sudah mengambil tes TOEFL. Dan Alhamdulillah hasil tesnya cukup baik dan memenuhi persayaratan untuk mendaftar," kata laki-laki yang hobi menyiar dan menulis ini.
Menurut Ikhsan, informasi program beasiswa tersebut diperolehnya dari kegemaran berselancar di dunia maya. Jadilah ia kemudian mengirim berkasnya pada November 2011. Lalu pada 10 Desember ia mengikuti tes wawancara setelah dinyatakan lulus berkas.
Kemudian pada 29 Desember 2011 lalu, ia kemudian mendapat pengumuman via telepon bahwa dinyatakan lulus beasiswa IELSP tersebut. "Hanya dua orang yang mendapatkan beasiswa tersebut Se-Sulawesi Selatan," ujarnya.
Kendati masih lama akan berangkat, 18 Agustus 2012 mendatang, namun ia berusaha mempersiapkan diri untuk belajar banyak tentang budaya Indonesia. "Karena saya tidak bisa menari tradisional, jadi saya akan belajar. Juga mengenal budaya Indonesia untuk diperkenalkan di sana," kata laki-laki kelahiran 12 Oktober 1991 ini.
Belajar Bahasa Inggris
Menurut Ikhsan, rencananya ketika sampai di AS, selama dua bulan ia akan menuntut ilmu di Virginia Tech Univ untuk belajar Inggris for Academic Purpose. Ia juga akan belajar singkat tentang kebudayaan orang Amerika.
Selain itu, karena ia punya minat dalam menulis novel --sejak dulu novelnya belum juga tembus ke penerbit di Jakarta, Ikhsan berniat untuk menuliskan detik-detik perjalaannnya ke Negeri Adi Kuasa tersebut.
"Mungkin perjalanannya bisa dijadikan novel. Tapi nantinya saya akan gabungkan dengan perjalanan lainnya. Sekarang ini bukan perjalanan satu-satunya, namun akan ada jalan lain. Ini merupakan pembuka jalan-jalan lainnya yang akan saya tempuh," papar Iksan
Ditanya tentang persiapan dirinya dengan iklim yang jauh berbeda dengan di Indonesia, pemilik lesung pipi ini menyatakan tak ada persiapan khusus. Untuk iklim di sana kebetulan juga musim panas dan musim gugur jadi tidak terlalu jauh dengan Indonesia. Saat ini, ia fokus mempersiakan berkas-berkasnya terutama untuk pembuaan visa.
"Lalu untuk makanan, Insya Allah tidak ada masalah. Tapi untuk jaga-jaga, saya akan siapkan 10 bungkus indomie karena di sana harganya jauh lebih mahal dibanding Indonesia," tambahnya seraya tertawa. (*)