Gowa, 15 Januari 2024, Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) Universitas Islam
Negeri (UIN) Alauddin Makassar memulai sebuah perhelatan akademik besar dengan
resmi membuka International Conference on Humanities Studies (INCHES) pada hari
ini. Acara prestisius ini dibuka secara resmi oleh Rektor UIN Alauddin
Makassar, Prof. Hamdan Junannis, M.A, Ph.D. Kegiatan ini menjadi salah satu
tonggak penting dalam kalender akademik universitas, mengambil tempat di lantai
4 rektorat dan diselenggarakan secara hybrid melalui platform Zoom.
Berlangsung selama dua hari, mulai dari tanggal 15 hingga 16 Januari 2024, INCHES mengangkat tema besar, yaitu "Artificial Intelligence Challenges to Humanities Studies: A New Paradigm in Disruption Era." Tema ini dipilih sebagai respon terhadap perkembangan pesat dalam dunia teknologi dan kecerdasan buatan yang semakin memengaruhi studi humaniora.
Dalam pembukaan ini, Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Hamdan Junannis,
M.A, Ph.D., menyampaikan bahwa INCHES bukan hanya sebagai forum akademik,
tetapi juga sebagai wadah untuk menggali pemahaman mendalam tentang dampak
kecerdasan buatan terhadap studi humaniora. "Kami berharap bahwa melalui
konferensi ini, para peserta dapat membahas, berbagi, dan merumuskan pemahaman
baru dalam menghadapi era disrupsi," ujar Prof. Hamdan.
Sebagai rangkaian utama, INCHES menghadirkan sejumlah keynote speaker terkemuka di bidangnya. Prof. Julie McCown dari Southern Utah University, USA, Hasnul Insani Djohar, M.A., Ph.D dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Syarif Muhammad Al-Ahadiq dari Al-Azhar University, Egypt, dan Dr. Hj. Syamzan Syukur, M.Ag dari UIN Alauddin Makassar, menjadi pakar yang akan memberikan wawasan dalam konferensi ini.
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Dr. H. Barsihannor,
M. Ag., menyampaikan terima kasih kepada panitia penyelenggara dan seluruh
narasumber serta presenter yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini.
"INCHES menjadi wadah kolaborasi dan diskusi yang sangat berharga bagi
dunia akademis, dan kami sangat mengapresiasi kontribusi dari semua pihak yang
telah terlibat," ungkap Dr. Barsihannor.
Dengan keterlibatan para pakar internasional dan fokus pada tantangan
kecerdasan buatan terhadap studi humaniora, INCHES diharapkan dapat menjadi
langkah awal bagi pengembangan pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam di
era disrupsi ini.