UIN Alauddin Online - Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar mengadakan Kuliah Umum.
Kegiatan itu mengkaji diskursus gender dalam sastra dan Kebudayaan. Berlangsung di Lecture Theater Universitas, Senin (12/9/2022).
Dalam kuliah umum itu, menghadirkan dua narasumber, yakni Kepala Balai Litbang Agama Kota Makassar, Dr Syaprillah Syahrir dan Dosen FAH, Dr Rosma Tami.
Dr Syaprillah Syahrir mengatakan, dalam pandangan Bugis, konteks orientasi gender tidak dilihat dari sexual akan tetapi peran Sosiologis.
Sementara itu, Dr Rosma Tami menjelaskan, dalam banyak tuturan dari masa lalu, perempuan selalu digambarkan sebagai nature.
"Nature berarti alam, kodrat, asali atau asal-usul. Wanita, lebih spesifiknya ibu, digambarkan sebagai pemberi kehidupan, pengasuh, penjaga,' jelasnya.
"Bahkan alam adalah perempuan yang memiliki nama feminin seperti Sang Hyang Sri, Gaia, Bhumi, atau Pertiwi. Mereka digambarkan sebagai wanita suci yang kuat," sambungnya.
Lebih lanjut, dalam teori penciptaan kosmos, bumi digambarkan sebagai ibu dan langit adalah ayah.
"Bumi sebagai ibu dicirikan sebagai pemilihara dan sumber kehidupan. Oleh karena itu, penolakan terhadap ibu yang tergambar juga dapat dimaknai sebagai penolakan terhadap bumi tempat bertumbuh, tanah air dan segala apa yang hidup diatasnya termasuk tradisi dan budaya," paparnya.
sourec : https://uin-alauddin.ac.id/berita/detail/kuliah-umum-fah-uin-makassar-kaji-diskursus-gender-dalam-sastra-dan-kebudayaan-0922/12845