UIN Online - Kepala Kanwil Kementrian (Kanwil) Agama Sulawesi Selatan Drs Gazali Suyuti hadir dalam pembekalan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan ke-47 Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Kamis (23/12/2012).
Pada pembekalan di Gedung Auditorium Kampus II UIN Alauddin, Samata, Gowa, tersebut, Gazali yang tak lain Mantan Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan UIN Alauddin dan juga mantan kepala LPM, menceritakan pangalamannnya ketika ia dulu menjadi peserta KKN.
Gazali bercerita kalau dulu ia terpilih menjadi Koordinator Kecamatan (Korcam) waktu KKN. Baginya, trik yang paling tepat mengget hati kepala desa atau lurah, harus pintar menempatkan diri. Selain itu, budaya yang ada di desa dan di kota berbeda.
"Cara tepat untuk menghindari persepsi negatif dari masyarakat, pakaian harus rapi dan tidak sempit, tidak gondrong, dan boncengan antara laki-laki dan perempuan tidak boleh kecuali, menurutnya itu telah masuk emergency," ujarnya.
Menyambut materi Gazali Suyuti adalah Pembantu Rektor II UIN Alauddin, Prof Dr Musafir Pababari. Pada kesempatan tersebut ia menekankan, KKN merupakan media untuk pencitraan UIN yang diwakili 1.678 peserta KKN.
"Banyak masyarakat yang tidak tahu IAIN telah berpindah menjadi UIN. Ini tak sekadar persoalan pergantian nama melainkan juga dari segi mindset mahasiswa dan perguruan tinggi. Sudah tidak ada lagi dikotomi ilmu umum dengan ilmu agama," kata dosen fakultas Ushuluddin dan Filsafat ini.
Pembantu Rektor III, Dr Natsir Siola menambahkan, kepada para mahasiswa untuk menjaga etika selama ber-KKN dan diharapkan bisa memperkenalkan adat istiadat masyarakat Sulawesi Selatan.
Dr Shuhufi M Ag menambahkan bagaimana semestinya sisitem administrasi mahasiswa KKN. "Sukses pekerjaan karena dinilai dari sukses administrasi. Terkadang jika administrasi sukses dan pekerjaan tidak maka masih bisa diberi skor 1. Sementara jika hanya kerja yang bagus dan administrasi jelek maka skornya," katanya. (*)