Ditengah permasalahan yang menimpa Universitas Islam Negeri ternama di Indonesia, UIN Alauddin Makassar (UINAM), ada beberapa mahasiswa yang tengah berjuang membawa nama baik UINAM di ajang kompetisi bergengsi Sulawesi Selatan. Puluhan dan bahkan ratusan mahasiswa dari seluruh universitas yang berada di Sulawesi Selatan mengambil tempat dalam kompetisi pemilihan Duta Bahasa Sulawesi Selatan 2016. Itu berarti Bentrok intelektual antar universitaspun sedang terjadi.
Menjadi Duta Bahasa bukan berarti harus selalu menggunakan bahasa Indonesia setiap waktu. Menjadi Duta Bahasa bukan pula harus selalu berbahasa Indonesia yang baku. Esensi dari menjadi Duta Bahasa adalah memiliki kepekaan untuk turut menggalang dan melestarikan bahasa, khususnya bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Hal inilah yang dikemukakan dalam sebuah karya tulis esai oleh Muhammad Nasir dan Adhakumaladewi M hingga membawa mereka pada kompetisi 25 besar calon Duta Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan 2016 yang diadakan oleh Balai Bahasa Sulawesi Selatan sejak bulan September lalu.
“Sebelumnya terdaftar hingga ratusan mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai universitas di Sulawesi Selatan. Dan kami Alhamdulillah mampu lolos pada 50 besar, lalu diseleksi lagi melalui tes KBI (Kemampuan Bahasa Indonesia) dan tes Bakat hingga akhirnya kami diberi kesempatan untuk menjadi 25 besar. Itu berarti persaingan sudah semakin ketat, tetapi kami optimis untuk bisa menjadi Duta Bahasa Sulawesi Selatan 2016 aamiin aamiin yah Rab” Ungkap kedua mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Inggris 2013 saat penulis bertemu di parkiran fakultas Adab dan Humaniora.
Sebagai penutup, penulis menulusuri curahan kedua mahasiswa tersebut di akun facebook miliknya,
“Iyye kak keren2 semua, saya juga sebenarnya heran, kenapa bisa lolos. Haha” Ujar Adhakumala Dewi
“Tetap semangat, apapun hasilnya kita sudah berjuang” Ujar Muhammad Nasir Badollahi
“Mohon doanya teman teman” Tambahannya.
Penulis : Hasrullah