Pimpinan FAH mengikuti Workshop Indikator Kampus Peradaban yang dilaksanakan oleh Pusat Peradaban Islam UIN Alauddin Makassar. Kegiatan ini dibuka oleh WR 1 UIN Alauddin Prof. Dr. H. Kamaluddin A, M.Ag. yang berharap hasilnya menjadi bagian dari upaya mewujudkan kampus UIN berperadaban yang selanjutnya menunjang pencapaian akreditasi unggul universitas. Menurut Kapus Peradaban Dr. Nur Syamsiah, M.Pd.I, tujuan kegiatan untuk memecahkan permasalahan di kampus dengan menyusun indikator kampus peradaban. Workshop berlangsung pada tanggal 16 Nopember 2023 di hotel Vasaka Jl. A. Pettarani.
WD 3 FAH, Dr. Nurkhalis A. Ghaffar, S.Ag., M.Hum berharap kegiatan ini menjadi titik lanjut bagi konsep dan penerapan beretika di UIN Alauddin menuju kampus Peradaban.
Narasumber workshop yaitu Prof. Dr. H. Abdul Qadir Gassing, HT., M.Si, Dr. K.H. Kaswad Sartono, S.Ag., M.Ag, Prof. Dr. Hj. Lu’mu Taris, & Rusdin Idrus M.Pd.I. Peserta terdiri dari Dekan, Direktur PPs, Wakil Dekan, Ketua Lembaga, Kepala UPT & Pusat, Dosen, KTU-Kabag, Mahasiswa, Security, dan Cleaning Servis berjumlah 100 orang.
Sesi 1 diisi oleh narasumber Prof. Dr. H. Abdul Qadir Gassing, HT., M.Si & Dr. H. Kaswad Sartono, S.Ag., M.Ag. Dalam pemaparannya Qadir Gassing menyajikan materi tentang Indikator lingkungan kampus asri dengan 5 catatan yaitu 1) membangun peradaban laksana manusia secara utuh. Imam Ghazali membagi manusia kepada 3 komponen: al-qalb, al-Fikr, al-Jism. ketiganya harus dibangun simultan. Kita butuh jism kuat, fikr cerdas & qalb sehat (qalbun salim). 2) lingkungan asri salah satu indicator kampus berperadaban. Cirinya bersih, sejuk, segar & bebas dari polusi. 3) kampus bersih dari sampah oleh petugas tetapi lebih bagus jika yang produsennya menjadi petugas, hal ini butuh waktu, 4) kampus sejuk karena pepohonan. Prinsip kampus hijau di tengah hutan lebih baik dari hutan beton dikelilingi hutan, 5) kampus asri tanpa danau, air mancur terasa kurang lengkap. Danau di belakang kampus harus dibuka aksesnya agar bisa dinikmati.
Sedang Kaswad Sartono memaparkan Indikator Pegawai Beradab. Ia menyatakan bahwa pegawai dalam Bahasa Arab seakar dengan nadafah yang berarti bersih. Sehingga pegawai beradab harus bersih tubuh dan jiwanya. Menurutnya pegawai beradab memiliki indikator berdasarkan Permenag RI nomor 12 tahun 2019 tentang Kode Etik dan Kode Perilaku Pegawai ASN Kemenag. Point penting dari Permenag tersebut ialah keimanan & ketaqwaan kepada Tuhan YME, integritas, profesionalitas, tanggung jawab & keteladanan. Menurutnya peradaban adalah milik semua pegawai. Pegawai beradab adalah pegawai yang mampu mengantarkan Pancacita Rektor dan mampu melaksanakan pencerahan serta menyesuaikan diri dengan Permenag.
Sesi 2 diisi oleh Mahmud Suyuti, M.Ag, memaparkan Materi tentang Indikator Mahasiswa Beradab. Menurutnya materi pertama yang diajarkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW adalah adab. Adab menjadi dasar pembentukan etika mahasiswa
Prof. Dr. Hj. Lu’mu Taris, M.Pd menjelaskan Indikator Dosen Beradab. Menurutnya indicator dosen beradab ialah kreatif yang variative. Dasarnya pada UU RI nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dosen harus mengembangkan kompetensi kepribadian sosial melalui pengenalan diri sendiri, mengetahui jenis kepribadiannya dan membangun karakteristik dosen melalui kerja tim, melihat peluang, dan tanggungjawab sebagai warga.