Dies Natalis; Refleksi Kolektif Mewujudkan Kampus Peradaban

  • 06:50 WITA
  • Administrator
  • Artikel

Hari ini, 11 November 2024, civitas akademika UIN Alauddin merayakan puncak Dies Natalis ke 59 UIN Alauddin Makassar. Perayaan Dies Natalis kali ini terasa sangat istimewa karena dihadiri langsung oleh Menteri Agama RI, Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA yang juga merupakan alumni UIN Alauddin Makassar. Dies Natalis ini tentunya momen istimewa bagi UIN Alauddin sebagai hari peringatan berdirinya institusi pendidikan,  tetapi juga sebuah momen refleksi bagi seluruh civitas akademika untuk meninjau perjalanan yang telah ditempuh, capaian yang diraih, serta arah dan tujuan masa depan yang ingin dicapai.

Di setiap Dies Natalis, kita diingatkan akan visi awal pendirian perguruan tinggi ini, yang ditopang dengan cita-cita luhur dalam mencetak generasi intelektual bangsa. Seiring berjalannya waktu, berbagai tantangan telah datang dan pergi; perkembangan zaman, perubahan sosial, bahkan kemajuan teknologi yang sangat cepat, semuanya menghadirkan dinamika yang menuntut adaptasi. Refleksi dalam Dies Natalis menjadi kesempatan bagi perguruan tinggi untuk mengevaluasi sejauh mana institusi ini berhasil menjawab tantangan tersebut. Dalam perjalanan yang telah dilalui, kita diajak untuk merenungkan apakah perguruan tinggi ini telah berkontribusi signifikan dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, dan apakah nilai-nilai yang ditanamkan kepada mahasiswa telah memberikan dampak positif.

Refleksi ini juga menjadi sarana bagi civitas akademika UIN Alaudin untuk melihat peran masing-masing individu dalam organisasi, mulai dari dosen, tenaga kependidikan, hingga mahasiswa. Dosen dan tenaga pendidik memiliki tanggung jawab besar dalam membimbing generasi muda, sementara mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa, dituntut untuk tidak hanya menimba ilmu tetapi juga membangun kepekaan sosial dan wawasan kebangsaan. Dalam Dies Natalis, setiap anggota komunitas diingatkan akan peran masing-masing dalam menjalankan fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Tidak hanya itu, Dies Natalis kali ini juga menjadi momen bagi UIN Alauddin Makassar untuk meninjau pencapaian di bidang riset dan inovasi untuk dapat bersaing di tingkat global. Perguruan tinggi yang unggul adalah yang mampu menghasilkan riset yang bermanfaat, baik untuk pengembangan ilmu pengetahuan maupun untuk menjawab permasalahan nyata yang dihadapi masyarakat. Riset yang dihasilkan bukan hanya sekadar akademik, tetapi harus berdaya guna dan memiliki relevansi dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar. Oleh karena itu, refleksi dalam Dies Natalis ini dapat menjadi titik evaluasi tentang sejauh mana perguruan tinggi ini telah mampu menjadi pusat unggulan dalam bidang penelitian dan inovasi.

Dies Natalis juga  pengingat bagi sivitas akademika UIN Alauddin Makasar untuk memiliki tanggung jawab moral dan sosial yang besar dalam menciptakan perubahan. Perguruan tinggi diharapkan tidak hanya menjadi menara gading, tetapi juga sebagai katalis bagi kemajuan sosial dan ekonomi masyarakat. Melalui berbagai program pengabdian masyarakat, perguruan tinggi bisa berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.

Hiruk pikuk semarak Dies Natalis yang diisi dengan berbagai lomba dan pertandingan, baik akademik maupun non akademik, tidak hanya menjadi seremonial sesaat, tetapi sebagai momentum untuk bersyukur atas usia dan pencapaian yang telah diraih untuk menatap masa depan. UIN Alauddin perlu menyusun strategi dan kebijakan yang relevan agar tetap adaptif di tengah perkembangan global yang dinamis. Semangat Dies Natalis harus menjadi inspirasi bagi setiap civitas akademika untuk terus bekerja keras, berinovasi, dan memberikan yang terbaik bagi bangsa.

*UIN dan Tantangan Modernitas*

Di era disrupsi digital yang berkembang dengan sangat cepat, Perguruan Tinggi Keagamaan seperti UIN Alauddin Makassar menghadapi tantangan besar sekaligus peluang emas. Perubahan teknologi digital yang pesat ini tidak hanya mengubah pola komunikasi dan informasi, tetapi juga mendisrupsi seluruh aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Perguruan Tinggi Keagamaan memiliki tanggung jawab strategis dalam menjawab tantangan ini, mengingat perannya yang sangat krusial sebagai institusi yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai spiritual.

Salah satu tantangan utama di era digital adalah berkembangnya informasi yang begitu cepat dan tidak selalu bisa diverifikasi. Di sinilah peran UIN Alauddin menjadi sangat penting dalam membentuk generasi yang kritis, namun tetap berlandaskan pada etika dan nilai keagamaan. Selain mengedepankan kecakapan akademik, UIN Alauddin perlu menanamkan nilai-nilai luhur agar lulusannya tidak hanya cakap dalam memanfaatkan teknologi, tetapi juga bijaksana dalam menggunakannya. Dengan memanfaatkan teknologi, institusi ini bisa memperluas akses pendidikan, memperkaya sumber pembelajaran, serta menjembatani kesenjangan pengetahuan di berbagai lapisan masyarakat.

Dalam konteks pengembangan pendidikan,  di era disrupsi digital ini UIN Alauddin  perlu terus-menerus mengevaluasi kembali dan mengembangkan metode pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran tradisional harus dapat beradaptasi dan bahkan diintegrasikan dengan pendekatan digital agar lebih relevan dan sesuai dengan kebutuhan generasi saat ini. Penggunaan teknologi seperti platform e-learning, materi pembelajaran daring, dan pembelajaran berbasis digital adalah langkah penting yang tidak bisa diabaikan. Lebih dari sekadar mengikuti tren, langkah ini juga menjawab kebutuhan untuk menyediakan pendidikan yang inklusif dan adaptif di tengah kemajuan teknologi.

Namun, adaptasi teknologi di Perguruan Tinggi Keagamaan juga perlu diiringi dengan pemahaman akan potensi tantangan etika. Dalam hal ini, institusi perlu menyusun pedoman dan tata kelola digital yang etis dan bertanggung jawab. Munculnya kecerdasan buatan, misalnya, membuka peluang besar dalam hal efisiensi dan produktivitas, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran terkait privasi dan manipulasi data. UIN Alauddin memiliki peran penting dalam membekali mahasiswa dengan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai keagamaan sebagai panduan moral untuk menghadapi dilema etis ini.

Lebih jauh lagi,UIN Alauddin juga harus melihat disrupsi digital ini sebagai peluang untuk memperluas jangkauan dakwah dan pengabdian sosialnya. Dengan memanfaatkan media sosial dan platform digital, institusi ini dapat menyebarkan nilai-nilai keagamaan yang moderat, inklusif, dan relevan dengan perkembangan zaman. Tidak hanya itu, platform digital juga memungkinkan terciptanya ruang dialog lintas agama dan budaya yang lebih luas, sehingga nilai-nilai toleransi dan perdamaian dapat dipromosikan secara lebih efektif.

Dalam arah pengembangannya ke depan, UIN Alauddin perlu memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak, baik di lingkup nasional maupun internasional. Kerja sama dengan institusi teknologi, lembaga riset, dan mitra internasional akan membuka kesempatan bagi dosen dan mahasiswa untuk terlibat dalam riset serta inovasi yang berdaya guna. Selain itu, kolaborasi ini juga akan memperkaya wawasan mahasiswa sehingga mereka lebih siap untuk menghadapi dunia kerja dan dinamika global.

Arah pengembangan UIN Alauddin di era disrupsi digital harus berfokus pada transformasi yang menyeluruh, baik dalam aspek akademik, spiritual, maupun sosial. Perguruan Tinggi Keagamaan yang adaptif akan mampu menciptakan lulusan yang tidak hanya berkompeten di bidang keilmuan, tetapi juga memiliki integritas dan kedalaman spiritual, serta mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat di tengah arus digitalisasi. Tantangan ini memang tidak ringan, tetapi dengan komitmen dan visi yang jelas, Perguruan Tinggi Keagamaan dapat bertransformasi menjadi institusi yang relevan, unggul, dan berdaya saing di era digital ini.

*Visi-Misi Kampus Peradaban*

UIN Alauddin memiliki visi besar untuk menjadi kampus peradaban yang unggul, baik di bidang sains-teknologi maupun agama. Mewujudkan visi ini di tengah perkembangan ilmu dan teknologi yang begitu pesat bukanlah tugas yang mudah. Namun, dengan strategi yang matang dan komitmen dari seluruh civitas akademika, UIN Alauddin siap menjawab tantangan ini. Kampus peradaban yang unggul adalah kampus yang tidak hanya menghasilkan lulusan yang kompeten, tetapi juga berintegritas dan berlandaskan nilai-nilai spiritual yang kuat.

Langkah awal menuju pencapaian visi ini adalah melalui penguatan kurikulum yang berorientasi pada pengintegrasian ilmu sains, teknologi, dan agama. UIN Alauddin terus berupaya merancang kurikulum yang memadukan disiplin ilmu eksakta dengan nilai-nilai agama, sehingga para mahasiswa tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan yang modern dan relevan, tetapi juga memiliki etika dan tanggung jawab moral dalam menerapkannya. Dengan pendekatan ini, diharapkan tercipta lulusan yang mampu memecahkan berbagai persoalan sosial secara komprehensif dan manusiawi, dengan tetap berpegang pada prinsip keagamaan.

Selanjutnya, UIN Alauddin juga menempatkan riset sebagai salah satu pilar utama dalam membangun reputasi di bidang sains-teknologi. 

Pusat-pusat penelitian di kampus terus didorong untuk mengembangkan riset-riset interdisipliner yang inovatif dan bermanfaat bagi masyarakat. Dengan menggabungkan pendekatan ilmiah dan wawasan keagamaan, riset yang dihasilkan diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam memecahkan persoalan-persoalan yang relevan, baik dalam ranah sosial maupun teknologi. Selain itu, dukungan terhadap penelitian di bidang agama dan sosial juga sangat penting untuk memperkaya kajian Islam yang moderat dan relevan di era globalisasi ini.

Melalui agenda Pancacita yang terukur seperti yang digagas oleh Rektor UIN Alauddin Makassar Prof. Hamdan Juhannis, MA, Ph.D, UIN Alauddin melangkah dengan roadmap yang jelas dan prospektif. Hasil nyata dari Pancita sudah tampak dan dirasakan oleh sivitas akademika seperti kampus yang bersih, data yang terintegrasi, prodi yang handal, tradisi yang terjaga, networking yang bagus, dan lain-lain.

Pengembangan teknologi dan fasilitas digital di kampus juga menjadi prioritas bagi UIN Alauddin. Dalam era disrupsi teknologi, kampus yang unggul adalah kampus yang mampu menyediakan fasilitas yang mendukung pembelajaran dan penelitian berbasis digital. UIN Alauddin telah berkomitmen untuk memodernisasi infrastruktur teknologi, termasuk dengan membangun laboratorium yang mumpuni, fasilitas e-learning, serta platform daring untuk memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi akademik. Semua ini bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan digital yang relevan, sehingga mereka siap bersaing di era global.

Selain aspek akademik dan teknologi, UIN Alauddin juga menaruh perhatian besar pada pembentukan karakter dan spiritualitas mahasiswa. Berbagai kegiatan pembinaan karakter, seperti kajian agama, dialog lintas agama, serta pengabdian masyarakat, diadakan secara rutin untuk membentuk lulusan yang memiliki empati, tanggung jawab, dan semangat kebangsaan yang tinggi. Penguatan aspek spiritual ini sangat penting agar lulusan UIN Alauddin dapat menjadi agen perubahan yang tidak hanya kompeten secara akademik tetapi juga memiliki integritas dan kepekaan sosial.

Strategi lain yang tidak kalah penting adalah memperkuat kerja sama dan kemitraan dengan berbagai lembaga, baik di tingkat nasional maupun internasional. UIN Alauddin terus membangun jaringan dengan universitas lain, lembaga riset, dan instansi pemerintah maupun swasta untuk mendukung pengembangan riset, pertukaran pelajar, serta peningkatan kualitas pengajaran. Kerja sama ini tidak hanya akan memperluas wawasan mahasiswa, tetapi juga memungkinkan UIN Alauddin untuk belajar dari praktik-praktik terbaik di bidang sains, teknologi, dan agama.

Dengan strategi-strategi ini, UIN Alauddin optimis dapat meraih visinya sebagai kampus peradaban yang unggul. Perpaduan antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan agama akan menjadi keunggulan tersendiri yang membedakan UIN Alauddin dari perguruan tinggi lainnya. Harapannya, UIN Alauddin dapat mencetak lulusan-lulusan yang tidak hanya ahli dalam bidang sains dan teknologi, tetapi juga memiliki integritas, etika, dan wawasan keagamaan yang mendalam. Sehingga, mereka dapat berperan aktif dalam membangun peradaban yang lebih adil, sejahtera, dan berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur.

Dirgahayu ke 56 UIN Alauddin 

Sungguminasa 11 November 2024

Barsihannor