Memahami Tiga Pilar Ilmu Pengetahuan (Muhammad Anshar Akil)

  • 08:09 WITA
  • Administrator
  • Artikel

Ilmu pengetahuan (science) merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan mempunyai metoda tertentu yang bersifat objektif, rasional, empirik, universal.  Ilmu pengetahuan bisa juga disebut sebagai penjelasan tentang hubungan timbal balik (interrelasi) antara sebab dan akibat dalam berbagai fenomena yang dipelajari manusia.

Ilmu pengetahuan itu membahas ‘know what and know why’, yang dibangun melalui konsep-konsep logis mengenai alam dan perilakunya (termasuk manusia). Ilmu pengetahuan lahir dari riset (penelitian) yang akan menghasilkan teknologi; sedangkan teknologi akan melahirkan produk-produk teknologi. Untuk memahami ilmu pengetahuan maka sangat penting memahami tiga pilar ilmu yaitu apa bidang yang dikaji, bagaimana proses mendapatkan ilmu, dan apa tujuan pengembangan ilmu dalam menciptakan maslahat bagi manusia dan lingkungan.

Salah satu ciri yang menonjol dalam Islam adalah perhatian terhadap ilmu pengetahuan. Alquran sangat mendorong kaum muslimin untuk mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta menempatkan orang beriman dan berilmu pengetahuan pada derajat yang tinggi (QS. 96:5, 27: 15-16, 35:27-18, 29:49, 62:5) Dalam hadis juga disebutkan: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim” (HR Ibnu Majah). Penguasaan ilmu merupakan jalan untuk mengenal Allah serta landasan untuk membangun peradaban masyarakat muslim yang maju, makmur, adil dan sejahtera berbasis IPTEK.

IPTEK yang dimaksud di sini tentu saja  IPTEK ISLAMI yaitu integrasi Islam dan ilmu pengetahun teknologi yang mengkaji fenomena alam semesta yang diciptakan oleh Allah, dikelola menurut petunjuk Alquran hadis, serta digunakan untuk mencapai tujuan masyarakat bertaqwa, adil, makmur dan sejahtera. Ketiga syarat ini dapat disebut sebagai landasan utama atau pilar ilmu pengetahuan berlandaskan ajaran islami.

Oleh karena itu IPTEK yang berkembang sekarang perlu dintegrasikan dengan nilai-nilai keislaman. Kita perlu melengkapi ilmu pengetahuan modern yang berdasarkan pada nilai materi dan sekularisme, menjadi ilmu pengetahuan yang berlandaskan nilai-nilai islami. Landasan berdirinya sebuah bidang ilmu menurut filsafat adalah memiliki tiga pilar yaitu: ontologis (objek ilmu), epistemologi (metode ilmu), dan aksiologis (tujuan ilmu). Perbedaan ilmu sekuler dan ilmu islami berada pada tiga pilar tersebut. Jika ilmu pengetahuan dikembangkan menurut nilai-nilai islam maka IPTEK akan menjadi wahana membentuk masyarakat beriman dan berilmu pengetahuan (ulul albab).

Tiga pilar ilmu pengetahun (ontologi, epistemologi, aksiologi) dapat dijelaskan secara singkat di bawah ini:

1. Ontologi membahas objek ilmu pengetahuan. Objek ilmu dibagi atas objek materia dan objek forma. Objek materia adalah objek umum sedangkan objek forma adalah objek khusus, Misalnya ilmu komunikasi sebagai salah satu rumpun ilmu-ilmu sosial. Ilmu-Ilmu sosial adalah rumpun ilmu yang mempelajari fenomena perilaku manusia sebagai makhluk sosial (objek materi). Sedangkan ilmu komunikasi adalah bidang ilmu yang khusus mempelajari proses pertukaran pesan antara komunikator / sumber dengan komunikan / penerima atau disebut juga interaksi simbolik (obje forma). Dalam Islam, ontologis ilmu mencakup segala ciptaan Allah yang bisa “diselidiki” yaitu alam dan manusia. IPTEK Barat hanya mempelajari objek materi yang rasional dan empirik yang dapat diterima panca indera, namun IPTEK Islami mempelajari objek materi dan non materi / spiritual sesuai Alquran dan hadis.

2. Epistemologi mengkaji tentang cara-cara yang harus ditempuh oleh manusia untuk mendapatkan kebenaran atas objek sains yang sedang diselidiki. Cara-cara itu sendiri sering disebut Metode Ilmiah (scientific method).  Metode ilmiah itu terdiri atas: adanya ide/masalah, pengambilan data, seleksi data, interpretasi data, evaluasi, dan penarikan kesimpulan sesuai asas rasionalisme dan empirisme. Dalam Islam, metode ilmu pengetahuan bukan hanya rasional empiris tapi juga melalui tafakkur dan wahyu. 

3. Aksiologis menerangkan apa kegunaan atau nilai sains yang kita dapatkan. Ilmu pengetahuan Barat hanya mencapai kesejahteraan materi. Dalam Islam, aksiologis meliputi dua hal yaitu sebagai sarana mengenal Allah swt (makrifatullah) dan sebagai wahana untuk mewujudkan tatanan masyarakat islami yang adil dan sejahtera. Jadi tujuannya mencakup hablum minallah dan hablum minannas.

Sampai disini kita dapat memahami  bahwa ilmu pengetahuan dapat dikaji pada tiga pilar tersebut. Ilmu pengetahuan Barat ditopang oleh praktek dan nilai-nilai materialisme atau sekularisme sedangkan ilmu pengetahuan Islami berlandaskan pada Alquran dan hadis. Ketiga pilar ini tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya. Ontologis bisa diibaratkan pondasi, epistemologis sebagai dinding, dan aksiologis sebagai atap. Ketiga pilar tersebut dibutuhkan dalam membangun ilmu pengetahuan, teknologi dan peradaban umat manusia sesuai prinsip-prinsip dan ajaran Islam.*


Dr. Muhammad Anshar Akil, ST, M. Si

Aktivitas           :    Dosen PPS UINAM, Jurusan IKOM FDK UINAM, Founder AA Institute, “Anshar Akil Channel Youtube”, Motivator, Trainer, Penulis

HP/WA             :    081245361618

Email                :    anshar.akil@gmail.com