UIN Online - Hilangnya dikotomi ilmu di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, menurut Rektor Prof Qadir Gassing HT MS, menjadi mopdal kuat sebagai laboratorium untuk atasi problematika masyarakat.
Hal tersebut dilontarkan Prof Qadir ketika memberi pesan jamia’ah di acara wisuda ke-62 UIN Alauddin Makassar, yang berlangsung di Gedung Auditorium Kampus II UIN, Samata, Gowa, Selasa (29/05/2012).
“Saya berharap dan akan mengajukan alasan yang sama dengan kita, jika UIN Alauddin tidak lagi memiliki dikotomi ilmu. Tidak ada ilmu yang ekstrim kiri atau ekstrim kanan, atau pun tidak ada lagi kategori fungsional ilmu dunia dan ilmu akhirat,” kata Rektor.
Melalui penelitian yang dilakukan secara mandiri maupun kolaboratif, menurutnya, masyarakat telah masyarakat banyak menaruh minat baik dalam lembaga swasta maupun pemerintah, maupun dalam bentuk ilmu lainnya yang sesuai dengan spektrum keilmuan di UIN. Yang tidak hanya mengkaji ilmu agama melainkan juga ilmu umum.
Untuk menambah bahan kajian dari segi keislaman, Rektor akan mencanangkan dua kajian unggulan beberapa bulan ke depan, yakni kajian hadis dan kajian Islam yang akan dipahami di tengah masyarakat.
“Insya Allah, beberapa bulan ke depan, kita alan canagkan dua kajian unggulan, yaitu kajian hadis, dan kajian Islam sebagaimana kedua ilmu tersebut dipahami dan dipraktikkan dalam masyarakat,” pungkasnya. (*)