UIN Online - Ikatan Alumni Univ. al-Azhar Internasional (Rabithah al-Alamiyyah li Khirrij al-Azhar) mengadakan Diklat Penelitian Studi Islam dan bahasa Arab untuk para peserta ARFI (Academic Recharghing for Islamic Higher Education). Diklat ini berlangsung mulai tanggal 11-17 November 2014. Peserta ARFI yang terdiri dari 15 orang dosen PTAI Kemenag RI diterima dengan sambutan yang hangat oleh panitia diklat di gedung al-Rabithah al-Alamiyyah li Khirriji al-Azhar (Ikatan Alumni al-Azhar Internasional) di daerah Hayy Sadis (6th District) berada tepat di belakang kampus putri Universitas al-Azhar. Tepat pukul 10.00 clt, Workshop dibuka oleh wakil ketua Ikatan Alumni al-Azhar Internasional, Prof. Dr. Muhammad Abdul Fadhil al Qaushi, mantan menteri agama Mesir, dengan materi Moderasi Islam. Beliau menjelaskan bahwa Islam bukanlah agama yang mengajarkan kekerasan seperti yang dipahami sebagian kalangan. Olehnya itu dalam menyampaikan ajaran Islam ada tiga pintu yang perlu dilewati seperti yang tercantum dalam QS annaml,125 "ud u ilaa sabiili rabbika bil hikmati wal mauizatil hasanah wa jaadilhum billatiy hiya ahsan". Pintu yang pertama adalah hikmah yaitu berdakwah dengan akal yang berlandaskan Alquran dan Hadis dengan menekankan bagaimana perhatian Allah swt. kepada hambaNya dengan menciptakan apa yang diperlukan makhlukNya dalam kehidupan ini. Manusia tidak akan bisa hidup tanpa perhatian Allah swt. Seandainya bukan karena perhatian Allah dan kasih sayangnya maka manusia tidak akan bisa bernafas dan menghirup oksigen. Tidak hanya sampai disitu perhatian Allah kepada makhlukNya, tetapi perhatian tersebut diberikan dengan sempurna dan tepat sasaran.Pintu kedua adalah mau’idzah hasanah yaitu berdakwah dengan menyentuh hati dan perasaan manusia yang diajak pada jalan Allah swt. Ayat tersebut tidak hanya menyebutkan mau’idzah (pesan) saja tetapi disifatkan dengan kata hasanah yang berarti baik karena mauidzah yang tidak disertai dengan kebaikan akan dijauhi dan ditinggalkan. Pintu ketiga adalah Berdiskusi dengan cara yang terbaik yaitu berdakwah ke jalan Allah walaupun kepada orang yang berseberangan dengan kita dengan cara yang baik yang jauh dari kekerasan. Beliau mengupas ayat tersebut dengan pendekatan linguistik dan metafisika bahasa yaitu kenapa ayat tersebut memakai kata sabil tidak langsung menyebut Allah saja, karena Allah menginginkan hambaNya berdakwah kepada manusia dengan cara dan metode yang disertai dengan kelemah lembutan dan bertahap bukan dengan jalan kebencian dan kekerasan. Materi kedua disampaikan oleh Prof. Dr. Abdul Maqsud Basha, Guru besar dalam bidang Sejarah Islam, dengan tema al-Azhar: Mesjid dan Universitas (Mengenal Azhar lebih dekat). Dengan semangat berapi-api walaupun dalam kondisi kurang fit, menyampaikan sejarah tentang Mesir dengan berbagai keistimewaannya. Dalam ayat Alquran dan Hadis, Mesir disebut berkali-kali, misalnya akhbar yang disampaikan Rasulullah “satuftah lakum Mishra” yang berita tersebut terwujud setelah kurang lebih 10 tahun berikutnya yaitu pada tahun 20 H yang ditaklukkan oleh Amr bin Ash. Dalam ayat “udkhulu Misra” karena Mesir adalah tempat gudang makanan dan penghasilan pertanian yang melimpah. Mesir juga dijuluki dengan Ardhul Kinanah, disebutkan bahwa Mesir adalah Kinanatullahi fi Ardhihi. Kinanah secara etimologi berarti suatu wadah yang berbentuk tabung yang berisi busur panah. Jadi bisa diartikan bahwa Mesir adalah sumber Allah menebarkan kebaikan kepada seluruh makhlukNya. Azhar yang terletak di negeri ini adalah sumber ilmu pengetahuan dan kiblat para pecinta ilmu yang berpikiran modernis tidak ekstrimistif dan mengadopsi berbagai mazhab. Dinamakan al Azhar pada waktu itu karena Masjid al Azhar di daerah Husein terletak di kawasan yang dikelilingi dengan taman-taman yang berbunga. Selain itu,beberapa materi lain yang telah disampaikan para ulama besar al-Azhar dalam diklat ini yaitu Pembaruan Pemikiran Islam dan metodenya : Prof.Dr. Salim Abu Ashiy (Direktur Pascasarjana Univ Al-Azhar). Eksistensi dan Peran Univ.Al Azhar Menyikapi perkembangan global : Prof. Dr. Ibrahim Hudhud (wakil rektor bid akademik). Metodologi Fatwa : Prof.Dr.Khalid Omran (Sekretaris bid. Fatwa Lembaga Fatwa Mesir). Metodologi penelitian ilmiyah :Prof.Dr. Muhyiddin Afifiy (Sekjen Lembaga Riset Islam al-Azhar). Reformasi dalam dunia akademik : Prof.Dr.Ali Hellah (guru besar sejarah peradaban islam al-Azha). Hari terakhir peserta menerima materi "Posisi Univ.Al Azhar dalam konstalasi politik Mesir":Prof.Dr.Muhammad Muhanna. dan "Metodologi Pengajaran Bahasa Arab" : Prof.Dr.Mahmud an Naqah. Peserta ARFI sangat bersyukur dan berterima kasih kepada direktorat pendidikan Islam Kemenag RI yang telah memfasilitasi para dosen peserta ARFI untuk menimba ilmu di negeri kinanah ini, negeri para Nabi. Demikian laporan Haniah, dosen bahasa Arab Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar