Pada tanggal 22-23 Desember 2023, mahasiswa angkatan 2021 dari Jurusan
Sejarah Peradaban Islam semester 5 kelas AK3 UIN Alauddin Makassar, melakukan
perjalanan penelusuran sumber sejarah yang menarik ke Kabupaten Bulukumba. Di
bawah bimbingan dua Dosen Mata Kuliah Praktek Penelusuran Sumber Sejarah, yaitu
Bapak Nur Ahsan Syakur, S.Ag., M.Si dan Amirullah, S.Hum., M.Hum., mahasiswa
menjelajahi beberapa lokasi penting.
Makam Dato'ri Tiro: Jejak Agama Islam di Bulukumba
Salah satu penelusuran pertama mahasiswa adalah ke makam Dato'ri Tiro,
terletak di jalan Hila-hila, Ekatiro, Kec. Bonto Tiro, Kab. Bulukumba, Sulawesi
Selatan. Dato'ri Tiro, atau Nurdin Ariyani/Abdul Jawad dengan gelar Khatib
Bungsu, adalah sosok ulama sufi dari Minangkabau yang membawa ajaran tasawuf
dan merupakan tokoh penting dalam penyebaran agama Islam di Bulukumba.
Pembuatan Kapal Pinisi di Bonto Bahari
Selanjutnya, mahasiswa juga menyaksikan proses pembuatan kapal pinisi di
Bonto Bahari, memberikan wawasan tentang keahlian lokal dalam bidang pembuatan
kapal tradisional yang menjadi bagian penting dari sejarah maritim daerah ini.
Kunjungan ke Ammatoa di Kajang
Puncak penelusuran adalah kunjungan ke Ammatoa di Kajang. Ammatoa, sebagai
penentu kebijakan adat, menjelaskan beberapa aspek penting terkait tradisi dan
norma dalam masyarakat adatnya.
Saati pertanyaan diajukan oleh mahasiswa terkait tradisi di Kajang, Ammatoa memberikan penjelasan yang dalam. Mereka menjelaskan mengenai larangan menggunakan sendal sebagai simbol penghormatan terhadap tanah, yang dianggap sebagai ibu bagi mereka. Penjelasan tentang penggunaan pakaian berwarna hitam sebagai simbol kesetaraan antara pemimpin dan masyarakatnya juga menjadi sorotan penting.
Hukum Adat dan Pencurian
Selain itu, Ammatoa juga menegaskan hukum adat terkait pencurian yang
ditegakkan dengan tegas. Mereka menegaskan bahwa pencurian akan mendapat sanksi
berat tidak hanya bagi pelakunya tetapi juga keluarganya, dan bila diperlukan,
masalah ini akan diatur melalui hukum pemerintahan negara setelah hukum adat
dilaksanakan.
Perjalanan penelusuran ini tidak hanya memberikan wawasan sejarah yang
mendalam tetapi juga memperkaya pemahaman mahasiswa mengenai nilai-nilai budaya
dan adat yang masih dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat di Bulukumba.
Para mahasiswa yang terlibat dalam penelusuran ini diharapkan dapat
mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dalam bidang studi mereka serta
menyebarkan pemahaman yang lebih luas mengenai kekayaan sejarah dan budaya
Indonesia.