HMJ Bahasa dan Sastra Inggris
menjawab tantangan dalam pemahaman akan keragaman kebudayaan. Pada hari Jumat,
24 November 2023. HMJ mengundang International Students, Abdullah Thaha, Syamsul Arief Ghalib dan Rosmah Tami untuk
memaparkan persepsi mereka tentang pendidikan multicultural. Seminar ini
berjudul Cross Cultural Education. Cultural Asipration and the Spirit of
Nationalism to Create a Creative Young Generatioan.
Seminar ini menyingkap kerinduan mahasiswa Sastra Inggris akan kebutuhan mereka untuk memperluas pemahaman mereka akan kebudayaan orang lain. Mereka sadar bahwa dengan mempelajari sastra Inggris jangkauan pengetahuan mereka akan lebih luas, bacaan mereka akan lebih banyak, akses mereka terbuka lebar sehingga sangat mungkin mereka akan menemukan berbagai keragaman budaya, pengetahuan, persepsi dan prilaku. Kesiapan akan pertemuan budaya ini harus diantisipasi secara mental dan secara konseptual. Oleh karena itu mendatangkan Abdullah Thoha dan mendengarnya menceritakan pengalamannya merupakan hal yang memiliki makna sendiri. Abdullah menceritakan negaranya Irak yang memiliki kekayaan sejarah dan kebudayaan, namun ia harus meninggalkannya karena perang. Negaranya yang kaya menjadi incaran banyak kekuatan super power.
Syamsul Arief Ghalib, adalah
seorang dosen di fakultas Ushuluddin. Dia telah menjalani hidupnya dalam rantau
di beberapa negara. Ia menceritakan pengalamannya menjadi minoritas, dan
menekankan pentingnya kerjasama untuk bisa survive. Berada dalam zona nyaman
tidak akan membangun jiwa dan mental yang tangguh. Oleh karena itu ia
menyarankan partisipan untuk melakukan rantau untuk membangun perspektif dan
ketahanan mentalnya. Semua ini harus dimulai dengan mimpi, papar Arief. Arief
kini dalam persiapan ke Australia untuk melanjutkan S3nya pada bulan Januari.
Rosmah tami tidak berbicara
banyak, ia hanya menceritkan tentang kisah sukses seorang Nabi dalam kisah
terbaik Al quran. Menurutnya, surah Yusuf itu diperuntukkan untuk anak muda
agar mereka dapat mempersiapkan dan mengantisipasi apa yang akan mereka hadapi
dalam kehidupannya. Ia setuju dengan Arif bahwa semua harus dimulai dari mimpi.
Oleh karenya mahasiswa BSI harus mempersipkan diri untuk dapat bermimpi dengan
indah. Semua itu bergantung pada ritual sebelum tidu agar tidur lebih
berkualitas dan bisa bangun lebih awal. Ritual sebelum tidur berupa afirmasi
tentang masa depan yang diinginkan dan penyerahan diri e penuh pada Tuhan,
menjauhkan diri dari game dan sosial media. Kualitas hidup sangat ditentukan
oleh kualitas tidur, dan untuk mendapatkan tidur yang berkualitas, seseorang
harus secara konsisten berolah raga.
Acara ini berlangsung dari jam
10.00 pagi untuk pembukaan yang didampingi oleg Wadek III. Dr. Nurkholis
Gaffar, M.Ag, dan acara diskusi berlangsung setelah Jumat dari jam 13.30 hingga
jam 16.00. HMJ Bahasa Sastra Inggris, Dimas Prasetyo dan jajarannya telah
sukses menyelesaikan acara dengan baik, dan membekali rekan-rekannya dengan
pengalaman yang mengesankan.