UIN Online – Ketika sedang menonton club sepakbola favorit Anda dimana saat itu akan berlangsung penalti, dan disaat yang bersamaan terdengar adzan shubuh, mana yang Anda pilih. Pergi Shalat atau tetap menonton adu penalti itu?. Yakinlah pasti banyak yang memilih menonton. Sehingga bisa dikatakan sepakbola itulah “ agama” dan islam itu agama kedua.
Hal tersebut diutarakan Muh Quraish Mathar S Sos, M Hum saat menjadi pemateri dalam diskusi olahraga yang diadakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) bekerjasama dengan Lembaga Kemahasiswaan sejajaran Fakultas Adab, Rabu (31/10) Kemarin.
Menurutnya, realitas seperti inilah yang kita alami. Sepakbola menjelma menjadi urat nadi kehidupan warga, ia bukan lagi sekedar tontonan olahraga melaingkan sudah menjadi keyakinan bahkan harga diri bagi sebagian masyarakat.
Namun, Quraish justru menyayangkan terjadinya degradasi di dunia persepakbolaan khususnya di Makassar. Sebagai penggemar fanatik Persatuan Sepakbola Makassar (PSM), Ia mengakui sepak bola selalu identik dengan upaya untuk menjadi tim pemenang yang tangguh.
Radikalisme pemain dan fanatisme supporter terkadang bersatu dalam prinsip siri’ na pace, sebuah istilah yang dipakai orang Sulawesi Selatan dalam menggambarkan rasa malu, kerja keras, dan semangat. Sepakbola menj