digulirkannya, karena muzakki’ yang kurang, sehingga ekonomi umat masih di bawah standar dari pada ekonomi masyarakat. Hal tersebut diungkapkan pada acara Kuliah Umum yang digelar oleh UIN Alauddin Makassar yang diprakarsai oleh Dekan Fak. Syariah dan Hukum, Prof. Dr. H. Ali Parman, M.Ag. (Jum’at, 19 Oktober 2012 di Auditorium UIN Alauddin Samata Gowa).
Suasana kuliah umum tiba-tiba berubah menjadi gemuruh disertai tepuk tangan yang meriah sesaat setelah Pak Jusuf Kalla memasuki ruangan Auditorium UIN Alauddin yang disambut oleh segenap Mahasiswa dan dosen UIN Alauddin yang hadidari sekitar 1.500 orang.
Mantan Wakil Presiden RI, menyebutkan bahwa setiap tahun Indonessia menhasilkan sarjana S1 sekitar satu juta orang, sedang pemerintah membuka kran untuk PNS hanya sekiat 150.000 setiap tahun, selainnya akan diserap dalam dunia kerja di bidang swasta.
Kuliah umum ini digelar dalam rangka menyambut pendirian Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), tutur Dekan FSH. Sementara itu Rektor UIN Alauddin, Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing HT, Ms dalam sambutan selamat datang kepada Pak JK, memperkenalkan kondisi UIN Alauddin, termasuk gedung-gedung yang ada, jumlah mahasiswa, jumlah guru besar dan berbagai hal yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan UIN Alauddin serta peluang dan tantangan yang dihadapinya. Hal ini penting diketahui agar UIN Alauddin dapat berjalan seperti apa adanya, apalagi UIN dikenal sebagai perguruan tinggi terbesar di Kawasan Indonesia Timur (khususnya PTAI Negeri dan Swasta).
Suasana kembali bergemuruh seketika pak JK mengungkapkan bahwa pada masyarakat Bugis-Makassar dikenal adanya prinsip “Pa’bambangang na Tolo”, hal ini perlu diganti dengan prinsip “pa’bambangan na Macca”, hal ini diperlukan karena orang Bugis-Makassar adalah orang yang pintar berbisnis dan memiliki nilai tinggi dalam berbisnis. Oleh karena itu diperlukan to macca, papar putra H. Kallah.
Pengusaha sukses ini menghimbau mahasiswa sesaat menutup kuliah umum dengan menyatakan bahwa agar mahasiswa tidak menghalangi pengguna jalan, karena pekerjaan tersebut tidak punya nilai, cobalah cari pekerjaan yang memiliki nilai, sehingga kita dinilai baik oleh masyarakat dan agar tidak merubah ekonomi bangsa.