UIN Online – Program Pencerahan Iman dan Keterampilan Hidup (Pikih) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar kini berganti nama menjadi PIBA (Pengembangan Intensifikasi Bahasa Asing).
Mata kuliah yang diajarkan dalam progran Pikih dulu juga berbeda dengan yang diterapkan di PIBA sekarang.
Hal ini diungkapkan Kepala PIBA yang juga menjabat Kepala Pusat Bahasa UIN Alauddin, Drs H Abdul Muis Said MEd ketika dihubungi reporter UIN Online, Selasa (13/03/2012).
“Ya, jadi sekarang tidak disebut lagi Pikih, tetapi PIBA,” ujar Muis Said.
PIBA dan Pikih sebenarnya hampir sama, dalam PIBA yang dipelajari adalah bahasa asing (Arab dan Inggris), sedangkan dalam PIKIH di samping bahasa asing juga ada materi retorika kaum bijak.
Menurut Muis Said, sebagai ganti retorika adalah character building program yang diharapkan dapat menghasilkan mahasiswa yang berkarakter.
Muis menambahkan bahwa mulai Senin (12/03/2012) kemarin, mahasiswa mulai belajar dalam program PIBA dan khsusus semester genap, fokus pada penguasaan bahasa arab, sedangkan semester ganjil sebelumnya fokus pada bahasa Inggris.
Mengenai jadwal belajar, Muis mengungkapkan bahwa semuanya disesuaikan dengan jadwal mahasiswa agar tidak tabrakan dengan mata kuliah reguler.
“Jadi mahasiswa bebas memilih waktu belajar, ada waktu pagi, siang, dan sore, hal ini diharapkan agar tidak ada lagi benturan jadwal seperti yang pernah terjadi sebelumnya", tambah Muis.
Tempat belajarnya pun sekarang bukan hanya di auditorium, tetapi juga belajar dilaksanakan di Masjid, atau di ruang kuliah yang tidak terpakai.
Seperti dalam program Pikih, program PIBA ini diperuntukkan bagi mahasiswa UIN Alauddin pada semester awal atau di tahun pertama.