Dosen SPI Jadi Narasumber Dialog Interaktif Bahas “Maudu Lompoa Cikoang” di TVRI Sulsel

  • 20 Oktober 2025
  • 10:50 WITA
  • Administrator
  • Berita

Gowa, 17 Oktober 2025 — Dosen Sejarah Peradaban Islam (SPI) Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar, Dr. Abu Haif, M.Hum., menjadi narasumber dalam Dialog Interaktif TVRI Sulawesi Selatan yang digelar bekerja sama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XIX. Program dialog budaya ini mengangkat tema Maudu Lompoa Cikoang dan disiarkan pada program TVRI Sulsel.

Kegiatan dialog ini menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai latar belakang keilmuan dan budaya, yakni Dr. Abu Haif, M.Hum. (Akademisi UIN Alauddin Makassar), Karaeng Opua (Penghulu Maudu Lompoa Cikoang), dan H. Abdul Rauf (Kepala Bidang Kebudayaan Kabupaten Takalar). Dialog dipandu oleh Mar’atun Mardiyah presenter TVRI Sulsel dalam suasana komunikatif dan penuh nuansa edukatif mengenai warisan tradisi Islam di Sulawesi Selatan.

Dalam pemaparannya, Dr. Abu Haif memberikan perspektif historis terhadap proses islamisasi di Sulawesi Selatan, khususnya di wilayah Cikoang, Kabupaten Takalar. Ia menjelaskan bahwa Islamisasi di Sulawesi Selatan ada dua versi yakni yang pertama adanya ulama pada abad 16 yakni Datuk Mahkota dari Minangkabau dengan bukti peninggalan bangunan Masjid Tua Baitul Maqdis di Sanrobone, kemudian juga menjelaskan adanya ulama yang melakukan safari dakwah yakni Syekh Jalaluddin Al Aidid.

Di sisi lain, Karaeng Opua selaku Penghulu Maudu Lompoa, menjelaskan makna simbolik prosesi Maudu Lompoa yang berlangsung setiap tahun di Cikoang. Sementara H. Abdul Rauf, Kabid Kebudayaan Kabupaten Takalar, menyampaikan bahwa pemerintah daerah terus berkomitmen mendukung pelestarian budaya lokal sebagai bagian dari kekayaan khas daerah.

Dialog ini menjadi ruang edukasi budaya bagi masyarakat luas sekaligus memperkuat kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan pemangku adat dalam menjaga warisan tradisi keagamaan yang bernilai luhur.

Melalui keterlibatannya dalam kegiatan ini, Dr. Abu Haif menegaskan peran akademisi UIN Alauddin Makassar dalam memberikan kontribusi ilmiah bagi pelestarian tradisi keislaman Nusantara, sekaligus memperkaya khazanah studi sejarah peradaban Islam di Indonesia.