Gowa, 20 Juli 2025 – “Saya selalu menyarankan mahasiswa agar menyemarakkan ruang-ruang perpustakaan. Sebab, hari ini perpustakaan jadi ruang-ruang sunyi,” demikian pesan penuh makna dari Dekan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. Barsihannor, M.Ag saat menghadiri kegiatan Pameran Seni bertema “Heterotopia” yang berlangsung pada Jumat hingga Ahad, 18–20 Juli 2025 di Perpustakaan Abdurrasyid Daeng Lurang, Gowa.
Kegiatan ini merupakan
hasil kolaborasi antara Komunitas Seni Adab (KisSA) Fakultas Adab dan Humaniora
dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Sulawesi Selatan, yang
tidak hanya menampilkan karya seni, tetapi juga menggelar workshop yang
melibatkan mahasiswa serta masyarakat umum.
Dalam sambutannya, Prof.
Barsihannor mengapresiasi semangat dan kreativitas mahasiswa dalam menghidupkan
kembali perpustakaan melalui pendekatan seni. Ia menegaskan bahwa kampus dan
mahasiswa butuh ruang untuk berekspresi dan perpustakaan adalah salah satu
tempat terbaik untuk itu.
"Kegiatan seni
seperti ini bukan hanya menghadirkan karya, tapi juga menghidupkan ruang-ruang
literasi yang selama ini cenderung sunyi. Ini adalah upaya penting dalam
membangun atmosfer akademik dan budaya kampus yang sehat," jelas Guru
Besar Filsafat Islam itu.
Prof. Barsihannor juga
menyoroti makna tema "Heterotopia" sebagai cerminan kondisi
masyarakat hari ini, di mana kebenaran sering kali tidak lagi berlandaskan pada
data, melainkan opini atau narasi. “Era post-truth ini sudah diingatkan oleh
Nabi Muhammad saw sejak 14 abad lalu,” ujarnya, sembari mengajak peserta untuk
lebih kritis dan bijak dalam menyerap informasi di era digital.
Sementara itu, Kepala UPT
Perpustakaan DPK Sulsel, Kaharullah, SE, MM, turut memberikan apresiasi atas
kegiatan tersebut dan mengajak mahasiswa untuk lebih aktif menggunakan
fasilitas perpustakaan sebagai ruang edukatif dan kreatif. “Melalui kegiatan
seperti ini, kita bisa menghidupkan kembali perpustakaan dan mengenang
kejayaannya di masa lalu,” ujarnya.
Ia juga membuka peluang bagi
mahasiswa untuk memanfaatkan berbagai ruang di Perpustakaan Provinsi, termasuk
dinding tembok di Jalan Sultan Alauddin, sebagai media ekspresi literasi
melalui karya mural bertema edukatif.
Komunitas KisSA sendiri
telah berdiri sejak awal 2000-an dan terus menunjukkan eksistensinya lewat
berbagai kegiatan seni dan budaya. Meski bukan organisasi struktural, KisSA
mampu menghadirkan karya-karya membanggakan dengan dukungan terbatas namun
semangat yang luar biasa.
Kegiatan ini diharapkan
menjadi inspirasi bagi komunitas lainnya untuk terus berinovasi dan
berkontribusi dalam memajukan literasi, seni, dan budaya di lingkungan akademik
maupun masyarakat luas.