Dekan FAH Hadiri Pameran Seni yang Dilaksanakan Komunitas Seni Adab (KisSA)

  • 21 Juli 2025
  • 11:18 WITA
  • Administrator
  • Berita

Gowa, 20 Juli 2025 – “Saya selalu menyarankan mahasiswa agar menyemarakkan ruang-ruang perpustakaan. Sebab, hari ini perpustakaan jadi ruang-ruang sunyi,” demikian pesan penuh makna dari Dekan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. Barsihannor, M.Ag saat menghadiri kegiatan Pameran Seni bertema “Heterotopia” yang berlangsung pada Jumat hingga Ahad, 18–20 Juli 2025 di Perpustakaan Abdurrasyid Daeng Lurang, Gowa.

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Komunitas Seni Adab (KisSA) Fakultas Adab dan Humaniora dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Sulawesi Selatan, yang tidak hanya menampilkan karya seni, tetapi juga menggelar workshop yang melibatkan mahasiswa serta masyarakat umum.

Dalam sambutannya, Prof. Barsihannor mengapresiasi semangat dan kreativitas mahasiswa dalam menghidupkan kembali perpustakaan melalui pendekatan seni. Ia menegaskan bahwa kampus dan mahasiswa butuh ruang untuk berekspresi dan perpustakaan adalah salah satu tempat terbaik untuk itu.

"Kegiatan seni seperti ini bukan hanya menghadirkan karya, tapi juga menghidupkan ruang-ruang literasi yang selama ini cenderung sunyi. Ini adalah upaya penting dalam membangun atmosfer akademik dan budaya kampus yang sehat," jelas Guru Besar Filsafat Islam itu.

Prof. Barsihannor juga menyoroti makna tema "Heterotopia" sebagai cerminan kondisi masyarakat hari ini, di mana kebenaran sering kali tidak lagi berlandaskan pada data, melainkan opini atau narasi. “Era post-truth ini sudah diingatkan oleh Nabi Muhammad saw sejak 14 abad lalu,” ujarnya, sembari mengajak peserta untuk lebih kritis dan bijak dalam menyerap informasi di era digital.

Sementara itu, Kepala UPT Perpustakaan DPK Sulsel, Kaharullah, SE, MM, turut memberikan apresiasi atas kegiatan tersebut dan mengajak mahasiswa untuk lebih aktif menggunakan fasilitas perpustakaan sebagai ruang edukatif dan kreatif. “Melalui kegiatan seperti ini, kita bisa menghidupkan kembali perpustakaan dan mengenang kejayaannya di masa lalu,” ujarnya.

Ia juga membuka peluang bagi mahasiswa untuk memanfaatkan berbagai ruang di Perpustakaan Provinsi, termasuk dinding tembok di Jalan Sultan Alauddin, sebagai media ekspresi literasi melalui karya mural bertema edukatif.

Komunitas KisSA sendiri telah berdiri sejak awal 2000-an dan terus menunjukkan eksistensinya lewat berbagai kegiatan seni dan budaya. Meski bukan organisasi struktural, KisSA mampu menghadirkan karya-karya membanggakan dengan dukungan terbatas namun semangat yang luar biasa.

Kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi komunitas lainnya untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam memajukan literasi, seni, dan budaya di lingkungan akademik maupun masyarakat luas.