Mahasisiwi Sejarah Peradaban Islam FAH Menjadi Narasumber di Forum International

  • 20 November 2023
  • 11:39 WITA
  • Administrator
  • Berita

Tepat di hari Kamis, 16 November 2023 telah dilaksanakan Webinar Apresiasi Pengalaman Ilmu Sejarah lintas negara yaitu Malaysia dan Indonesia dengan Tema “Apresiasi Sejarah, Pencetus Masyarakat Madani” kegiatan tersebut di selenggakan secara online oleh Institut Pendidikan Guru Kampus Gaya Malaysia dan berkolaborasi dengan UIN Alauddin Makassar, IAIN Pare-Pare dan Universitas Hasanuddin yang berlangsung kurang lebih 3 jam yang di mulai dari pukul 8.00-12.00 AM. Webinar kali ini menghadirkan 5 Panel (Narasumber), dan pengarah dari Institut Pendidikan Guru Kampus Gaya serta kepala Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam UIN Alauddin Makassar. Setiap Universitas atau Institut masing-masing mempunyai perwakilan atau delegasi, Andolia Joseph dan Syaizzati Binti Puasa (perwakilan Institut Pendidikan Guru Kampus Gaya), Evi Erviana (perwakilan UIN Alauddin Makassar), Muhammad Alwi (perwakilan IAIN Pare-Pare) dan Indo Alang (PerwakilannUniversitas Hasanuddin).



Ketua Jurusan Sejarah Peradaban Islam, Chaerul Mundzir, M.Hum turut hadir memberikan testimoni dalam kegiatan tersebut. Dalam penyampaiannya, Kajur SPI mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan ini dengan menghadirkan mahasiswa-mahasiswa unggul. Baginya Evi Erviani, telah hadir secara berani dan profesional dengan membawa nama dan citra UIN Alauddin Makassar. Chaerul Mundzir, M.Hum berharap agar event ini dapat terselenggara secara berkelanjutan.


 Dalam kesempatan ini, setiap panel mempunyai pembahasan tersendiri sesuai dengan pengalaman yang pernah di rasakan, pada panel pertama mengangkat bahasan tentang “Impak Pengaruh Budaya ‘Bejalar dan Ngayau’ terhadap Migrasi Etnik Iban ke Kampung Sungai Salah, Sarikel, Sarawak. Panel kedua membahas tentang salah satu budaya yang ada di Sulawsi Selatan tepatnya di Kabupaten Jenepotonto yaitu “Je’ne-je’ne Sappara (Mandi-mandi di bulan Safar), kemudian panel ke tiga menngangkat tema tentang “Tradisi Maulid di Mandar”, panel yang ke empat membahas terkait Sejarah lokal yang ada di Sulawesi Selatan “3 Situs 1 Cerita: Sejarah Lokal Buntu Pune, Ne’gandeng, dan Tumbang Datu, selanjutnya panel yang terakhir membahas perihal “Amalan Budaya sebagai Seni Perubahan Tradisi: Masyarakat Kedayan di Daerah Limbang. Dari setiap presentasi tema yang di bahas tentu tidak tidak terlepas dari penjelasan terkait pentingnya melestarikan budaya dan menjadikan Sejarah sebagai di siplin ilmu yang krusial. Kehadiran webinar ini tentunya untuk menambah ilmu sekaligus menyambung silaturahmi sehingga terjadi komunikasi budaya.