Dua Guru Besar FAH Jadi Narasumber Seminar Nasional Pascasarjana IAIN Sorong

  • 27 November 2025
  • 10:32 WITA
  • Administrator
  • Berita

Sorong, 27 November 2025 — Dua guru besar dari Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Alauddin Makassar didapuk sebagai narasumber utama dalam Seminar Nasional Pascasarjana IAIN Sorong yang mengangkat tema besar “Filsafat Islam dan Kearifan Lokal Papua: Menumbuhkan Kesadaran Ekoteologi dan Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan.” Kegiatan akademik bergengsi ini digelar oleh Program Pascasarjana IAIN Sorong dengan menghadirkan para akademisi lintas disiplin dari berbagai daerah.

Guru Besar pertama, Prof. Dr. H. Barsihannor, M.Ag., yang juga menjabat Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar, membawakan materi berjudul “Titik Temu Ekoteologi Islam dan Kosmologi Adat Papua: Integrasi Nilai-Nilai Islam dan Kearifan Lokal Papua dalam Gerakan Ekologi.” Dalam pemaparannya, Prof. Barsihannor menjelaskan bahwa ekoteologi Islam dan kearifan lokal Papua memiliki titik persinggungan kuat dalam memandang relasi manusia dan alam. Ia menegaskan bahwa nilai “merawat bumi” merupakan bagian inti dari ajaran Islam sekaligus menjadi roh kosmologi masyarakat Papua yang menjunjung tinggi keharmonisan dengan alam.

Lebih lanjut, Prof. Barsihannor menegaskan bahwa integrasi nilai-nilai Islam dan kearifan adat Papua dalam gerakan ekologi dapat menjadi model kolaboratif yang relevan untuk merespon krisis lingkungan masa kini. Pendekatan ini, menurutnya, bukan hanya memperkuat fondasi spiritual masyarakat, tetapi juga menjadi strategi kultural untuk membangun gerakan ekologis berkelanjutan di tanah Papua.

Sementara itu, narasumber kedua dari UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. Hj. Gustia Tahir, M.Ag., menyampaikan materi berjudul “Merajut Harmoni Kosmos: Integrasi Prinsip Eco-Sufisme dalam Kurikulum Pendidikan untuk Membangun Kesadaran Ekoteologis.” Prof. Gustia menekankan bahwa eco-sufisme—sebuah pendekatan spiritualitas lingkungan berbasis ajaran tasawuf—mampu menghidupkan kembali kesadaran manusia akan peran moralnya sebagai penjaga bumi. Ia menjelaskan bahwa integrasi nilai-nilai eco-sufisme dalam kurikulum pendidikan menjadi langkah strategis untuk membangun generasi yang lebih arif, sadar kosmik, dan ramah lingkungan.

Menurutnya, kurikulum yang berbasis eco-sufisme tidak hanya menanamkan pengetahuan teoretis, tetapi juga membentuk kepekaan spiritual terhadap alam, sehingga peserta didik memiliki karakter ekologis yang kuat. Pendekatan ini menjadi jembatan penting dalam membangun kesadaran ekoteologis yang relevan bagi tantangan lingkungan global.

Seminar dibuka secara resmi oleh Rektor IAIN Sorong, Dr. Suparto Iribaram, S.Sos., M.A., dan dipandu oleh Direktur Pascasarjana IAIN Sorong, Dr. Bambang Suntarat, SE., MM. Kegiatan berlangsung dengan antusiasme tinggi peserta yang terdiri dari mahasiswa pascasarjana, dosen, peneliti, dan praktisi pendidikan dari berbagai daerah.

Partisipasi dua guru besar FAH ini menjadi kebanggaan bagi UIN Alauddin Makassar serta mempertegas posisi fakultas sebagai salah satu pusat pengembangan keilmuan yang memiliki kontribusi aktif dalam diskursus nasional, khususnya terkait integrasi nilai Islam, kearifan lokal, dan gerakan ekologis berkelanjutan.