Gowa, 15 September 2025 – Mahasiswa Program Studi Sejarah Peradaban Islam (SPI) Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Alauddin Makassar kelas 7AK1 secara resmi menyerahkan sebuah karya monumental berupa buku transliterasi dan terjemahan naskah klasik Verzameling van Inlandsche Wetten kepada pihak program studi.
Karya ini merupakan
aplikasi dari mata kuliah Kajian Naskah Klasik yang dibimbing oleh Ibu
Mastanning, S.Hum., M.Hum. Buku tersebut mengalihaksarakan sekaligus
menerjemahkan kumpulan hukum adat perkara 1–98, sehingga dapat diakses lebih
luas oleh akademisi maupun masyarakat.
Naskah Verzameling van
Inlandsche Wetten adalah kompilasi hukum adat pribumi yang disusun pada masa
kolonial Belanda. Ditulis dalam aksara Lontara dan bahasa Melayu-Belanda,
naskah ini merekam dinamika sosial serta hukum masyarakat Sulawesi Selatan di
masa lampau. Selama ini, kandungan naskah tersebut sulit dijangkau kecuali oleh
para ahli filologi. Melalui proyek yang berlangsung selama satu semester penuh,
mahasiswa SPI berhasil menjembatani kesenjangan itu, menghadirkan warisan
intelektual berharga agar dapat dikaji lebih luas.
Proses pengerjaan
transliterasi dan terjemahan menuntut ketekunan tinggi. Mahasiswa berhadapan
langsung dengan kerumitan aksara Lontara kuno dan istilah hukum yang sudah
jarang digunakan. Namun, kerja keras ini membuahkan hasil berupa karya akademik
yang tidak hanya sekadar tugas kuliah, tetapi juga wujud nyata implementasi tri
dharma perguruan tinggi.
Dalam keterangannya, Ibu
Mastanning menyampaikan rasa bangga atas pencapaian mahasiswa kelas 7AK1.
“Mereka telah membuktikan diri sebagai agen pelestari sejarah. Tidak hanya
belajar teori, tetapi juga terjun langsung sebagai filolog muda, bekerja dengan
data primer, dan menghasilkan karya nyata yang bermanfaat. Harapan saya,
langkah ini bisa memantik semangat generasi muda lain untuk mendalami dunia
filologi dan manuskrip Nusantara yang begitu kaya,” ujarnya.
Dengan penyerahan karya
ini, Prodi SPI UIN Alauddin Makassar kini memiliki tambahan koleksi sumber sejarah
primer yang sangat bernilai. Lebih dari sekadar pemenuhan tugas akhir, buku ini
menjadi monumen akademik bagi mahasiswa 7AK1 sekaligus warisan intelektual yang
akan mengalirkan inspirasi dan pengetahuan bagi generasi sejarawan berikutnya.