Mahasiswa Sejarah dan Peradaban Islam Ikuti Seminar Kajian Koleksi Museum Mandala

  • 03 November 2025
  • 10:18 WITA
  • Administrator
  • Berita

Makassar, 30 Oktober 2025 — Sejumlah mahasiswa Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam (SPI) Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar turut berpartisipasi dalam Seminar Kajian Koleksi Museum Mandala Diorama 3 & 4 Lantai 2 yang berlangsung di Aula Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat, Kota Makassar. Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Museum Mandala dan Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan.

Seminar yang dimulai pukul 08.00 WITA ini mengangkat tema kajian mendalam terhadap isi dan makna diorama di lantai dua Museum Mandala, khususnya Diorama 3 dan 4 yang menggambarkan perjuangan pembebasan Irian Barat. Kegiatan tersebut bertujuan memperkuat pemahaman sejarah nasional sekaligus menumbuhkan kesadaran generasi muda akan pentingnya melestarikan nilai perjuangan bangsa.

Suasana kegiatan berlangsung tertib dan penuh semangat. Aula museum tampak dipenuhi peserta dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, pendidik, staf museum, dan masyarakat umum yang memiliki minat terhadap sejarah Indonesia. Spanduk bertuliskan “Seminar Kajian Koleksi Museum Mandala Diorama 3 & 4 Lantai 2” terpajang di depan ruangan, menambah kesan akademik dan historis pada acara tersebut.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh perwakilan dari Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan, yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas antusiasme para peserta, khususnya mahasiswa. “Museum bukan hanya tempat penyimpanan benda bersejarah, melainkan ruang edukatif yang menghubungkan masa lalu dengan generasi masa kini,” ujarnya. Ia berharap seminar seperti ini dapat terus dilaksanakan sebagai bagian dari pelestarian sejarah bangsa.

Para narasumber kemudian memaparkan materi yang membahas detail setiap diorama, mulai dari proses kreatif pembuatannya hingga makna yang terkandung di dalamnya. Diorama 3 dan 4 dianggap memiliki nilai historis tinggi karena menggambarkan perjuangan diplomasi dan militer dalam pembebasan Irian Barat — salah satu momen penting dalam sejarah nasional Indonesia.

Mahasiswa SPI tampak aktif mengikuti sesi diskusi. Mereka mengajukan sejumlah pertanyaan kritis mengenai peran museum dalam pendidikan sejarah dan strategi untuk menarik minat generasi muda di era digital. Para narasumber menegaskan pentingnya inovasi dalam penyajian informasi sejarah, seperti pemanfaatan teknologi digital, augmented reality, dan narasi interaktif yang dapat memperkuat minat masyarakat terhadap museum.

Kehadiran mahasiswa SPI dalam kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang pembelajaran di luar kampus, tetapi juga bentuk nyata implementasi kurikulum yang menekankan pentingnya literasi sejarah dan pelestarian budaya bangsa. Dengan mengikuti kegiatan ini, mahasiswa diharapkan dapat memperluas wawasan historis, memahami nilai-nilai perjuangan nasional, serta menumbuhkan rasa bangga terhadap warisan sejarah Indonesia.