Wakil Dekan I FAH Jadi Narasumber Kuliah Umum di STAI Al-Furqan Makassar

  • 09 September 2025
  • 08:05 WITA
  • Administrator
  • Berita

Makassar, 8 September 2025 – Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Furqan Makassar menggelar kuliah umum dengan menghadirkan pakar pendidikan Islam sekaligus Wakil Dekan I Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Muhammad Yusuf, M.Pd.I, sebagai narasumber utama.

Kegiatan yang berlangsung pada Senin (8/9) ini mengusung tema “Glokalisasi Peran Perguruan Tinggi: Menyelaraskan Visi, Misi, dan Tanggung Jawab Keumatan.”

Ketua STAI Al-Furqan Makassar, Dr. Agussalim, S.Ag., M.H., dalam sambutannya menegaskan bahwa kuliah umum ini menjadi momentum strategis bagi kampus untuk memperkuat arah kebijakan pendidikan Islam. “Perguruan tinggi Islam tidak hanya berperan sebagai pusat ilmu pengetahuan, tetapi juga harus mampu menjawab tantangan keumatan dengan pendekatan yang menyelaraskan kearifan lokal dan tuntutan global. Tema kuliah umum ini adalah refleksi dari komitmen tersebut,” ujarnya.

Acara ini turut dihadiri para Wakil Ketua STAI Al-Furqan Makassar, Ketua Program Studi, dosen, serta mahasiswa yang antusias menyimak materi dan berpartisipasi dalam diskusi.

Dalam paparannya, Prof. Yusuf menekankan pentingnya glokalisasi sebagai paradigma baru bagi perguruan tinggi. “Glokalisasi adalah cara kita menjadikan nilai-nilai global sejalan dengan kearifan lokal. Perguruan tinggi, khususnya yang berbasis Islam, harus hadir menjadi jembatan yang mampu menghubungkan dua dunia ini. Hanya dengan begitu visi, misi, dan tanggung jawab keumatan bisa diwujudkan secara nyata,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa penguatan kolaborasi akademik, riset kontekstual, dan pengabdian masyarakat berbasis nilai-nilai Islam adalah tiga pilar penting yang wajib dikembangkan oleh perguruan tinggi di Indonesia.

Kuliah umum berlangsung interaktif dengan sesi tanya jawab, di mana mahasiswa dan dosen berkesempatan berdialog langsung dengan narasumber. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang mengaitkan isu globalisasi, kearifan lokal, dan peran perguruan tinggi Islam di masa depan.

Kegiatan ditutup dengan doa bersama dan pesan optimisme agar hasil kuliah umum ini dapat menginspirasi pengembangan kurikulum, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang lebih adaptif terhadap dinamika zaman sekaligus responsif terhadap kebutuhan umat.