Makassar, 24 Agustus 2025 – Wakil Dekan II Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Alauddin Makassar, Dr. Irvan Muliyadi, S.Ag., S.S., M.A., dipercaya menjadi moderator dalam kegiatan Seminar Internasional Pustakawan bertajuk “Collaboration between Artificial Intelligence and Librarian in Enhancing Library Service and Literacy, Challenge or Opportunity?”.
Kegiatan bergengsi yang
digelar oleh Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Indonesia (PD-IPI) Sulawesi
Selatan ini berlangsung di Gedung Balai Sidang Universitas Muhammadiyah
Makassar, dihadiri 358 peserta yang terdiri atas tokoh penting, akademisi,
pustakawan dari berbagai instansi pemerintah daerah, perguruan tinggi, sekolah,
penggiat literasi, dan praktisi.
Seminar menghadirkan
narasumber nasional, Moh. Hasan Sijaya, S.H., M.H. (Pustakawan Utama Provinsi
Sulawesi Selatan), serta dua narasumber internasional dari Korea, yakni Prof.
Dong Geun Ho, Ph.D., MBA., MLIS dan Dr. Eungi Kim.
Isu utama yang diangkat
adalah peran pustakawan di era digital, khususnya dalam merespons pesatnya
perkembangan Artificial Intelligence (AI). Diskusi berkembang pada pertanyaan
kunci: apakah AI akan menjadi tantangan yang menggeser peran pustakawan, atau
justru peluang untuk memperkuat literasi, layanan, dan inovasi perpustakaan?
Para narasumber sepakat
bahwa perpustakaan modern kini tidak lagi sebatas ruang penyimpanan buku,
melainkan telah berevolusi menjadi ekosistem literasi berbasis teknologi. Dalam
ekosistem tersebut, pustakawan diposisikan bukan sebagai pihak yang digantikan
oleh AI, melainkan sebagai navigator literasi digital. Mereka berperan penting
dalam memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan untuk memperluas akses
informasi, mempersonalisasi layanan, sekaligus meningkatkan kualitas literasi
masyarakat.
Sebagai moderator, Dr.
Irvan Muliyadi sukses memandu jalannya diskusi dengan dinamis dan interaktif. Beliau
menekankan bahwa kolaborasi pustakawan dengan AI harus dipandang sebagai
peluang strategis untuk membangun layanan perpustakaan yang lebih adaptif,
inovatif, dan relevan dengan kebutuhan zaman.
Kegiatan ini menjadi
bukti bahwa komunitas pustakawan Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan,
aktif merespons isu global sekaligus membangun kolaborasi internasional demi
penguatan literasi dan pengembangan layanan perpustakaan berbasis teknologi.