Gowa, 2 Juli 2025 – Mahasiswa Program Studi Sejarah Peradaban Islam (SPI) Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Alauddin Makassar, dari kelas 4AK1 dan 4AK2, melaksanakan kuliah lapangan ke Museum Balla Lompoa, Kabupaten Gowa, sebagai bagian dari praktik pembelajaran Mata Kuliah Historiografi. Kegiatan berlangsung pada Rabu, 2 Juli 2025, dengan pendampingan langsung dari dosen pengampu, Dra. Nuraeni S., M.M. dan Dr. Lydia Megawati, S.Hum., M.Hum.
Museum Balla Lompoa, yang
dulunya merupakan istana Kerajaan Gowa, dipilih sebagai lokasi kunjungan karena
memiliki nilai historis dan kultural yang tinggi. Lokasi ini dianggap strategis
untuk mengenalkan praktik historiografi lokal secara langsung kepada mahasiswa.
Dalam kegiatan tersebut,
mahasiswa menerima pemaparan materi dari kurator museum, Andi Jufri Tenribali,
yang menjelaskan secara detail mengenai sejarah Kerajaan Gowa, ragam koleksi
museum, hingga nilai-nilai budaya dan filosofi lokal yang diwariskan sejak masa
kerajaan. Penjelasan tersebut membuka wawasan mahasiswa mengenai pentingnya
narasi lokal dalam historiografi Islam di Indonesia.
Antusiasme mahasiswa
terlihat nyata dalam sesi diskusi yang berlangsung interaktif. Sejumlah
mahasiswa mengajukan pertanyaan kritis seputar peran tokoh kerajaan, makna
simbolik artefak, hingga metode pelestarian sejarah dalam bingkai
historiografi. Diskusi tersebut menjadi wadah pengayaan pemahaman sekaligus
menumbuhkan sikap apresiatif terhadap warisan budaya lokal.
Usai penyampaian materi,
mahasiswa diajak mengelilingi area museum untuk melihat langsung berbagai
koleksi peninggalan Kerajaan Gowa, seperti senjata tradisional, alat musik,
pakaian adat, perhiasan bangsawan, hingga dokumen-dokumen kuno. Aktivitas ini
memberikan pengalaman otentik dalam mengenali sumber sejarah primer.
Menurut dosen pengampu,
kuliah lapangan ini bertujuan untuk mengaitkan teori historiografi yang
diajarkan di kelas dengan realitas historis yang bisa disaksikan langsung.
“Dengan mengunjungi situs-situs sejarah, mahasiswa dapat belajar memahami
konteks sosial dan budaya masa lalu melalui pendekatan historiografi yang lebih
hidup dan aplikatif,” ujar Dr. Lydia Megawati.
Kegiatan ini diharapkan
dapat memperkuat kompetensi mahasiswa dalam membaca, menafsirkan, dan
menuliskan sejarah berdasarkan sumber lokal, serta menumbuhkan kesadaran akan
pentingnya pelestarian warisan sejarah sebagai bagian dari identitas keilmuan
dan kebangsaan.