Wakil Dekan III FAH Menjadi Narasumber pada FGD Integrasi Keislaman dalam Pengembangan Ilmu Farmasi

  • 27 Desember 2024
  • 10:13 WITA
  • Administrator
  • Berita

Gowa, 27 Desember 2024 – Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Integrasi Keislaman dalam Pengembangan Ilmu Farmasi" di Hotel Racing, Jl. Racing Centre, Makassar. Kegiatan ini dihadiri oleh pimpinan FKIK, Wakil Dekan I, Ketua dan Sekretaris Jurusan, serta para dosen Jurusan Farmasi.

FGD ini bertujuan untuk merumuskan kurikulum Ilmu Farmasi yang terintegrasi dengan nilai-nilai keislaman, sesuai dengan visi UIN sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan berbasis Islam. Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Jurusan Farmasi, M. Rusdi, yang menegaskan pentingnya inisiatif ini untuk menjadikan kurikulum farmasi lebih relevan dengan ajaran Islam dan kebutuhan masyarakat modern.

Narasumber utama dalam kegiatan ini adalah Dr. Nurkhalis A. Ghaffar, S.Ag., M.Hum, Wakil Dekan III Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), yang membawakan diskursus mendalam tentang Integrasi Keislaman dalam Ilmu Pengetahuan. Dr. Nurkhalis menjelaskan bahwa upaya integrasi keislaman telah lama digaungkan sejak munculnya konsep Islamisasi ilmu pengetahuan. Ia merujuk pada era keemasan Islam pada abad ke-8 hingga ke-11, yang melahirkan ilmuwan besar seperti Jabir al-Hayyan, al-Kindi, al-Khawarizmi, al-Ghazali, dan al-Razi.

Lebih lanjut, ia menyoroti tantangan UIN Alauddin dalam menerapkan integrasi keilmuan ke dalam wilayah operasional. Model pembelajaran seperti Studies, Teacher, Integrated Learning System (STILeS) terus dikembangkan untuk menyinergikan ilmu agama dan ilmu farmasi. "FGD ini menjadi langkah strategis untuk mengarahkan ilmu-ilmu alat seperti tafsir, hadis, dan fikih ke dalam kajian farmasi, sehingga memberikan manfaat nyata dalam pengembangan ilmu dan praktik farmasi," tambahnya.

Diskusi ini juga membahas berbagai tema farmasi yang akan diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam berdasarkan sumber utama seperti al-Qur’an, hadis, dan ijtihad ulama. Literasi literatur Islam juga diharapkan dapat dioptimalkan untuk mendukung kajian-kajian farmasi yang lebih holistik.

Kegiatan ini diakhiri dengan diskusi interaktif yang menghasilkan berbagai rekomendasi untuk pengembangan kurikulum farmasi berbasis integrasi keislaman. Para peserta berharap FGD ini menjadi langkah awal yang berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan farmasi di UIN Alauddin Makassar.