HIMASKI Laksanakan Seminar Kebudayaan Nasional 2024: Bahas Esensi dan Eksistensi Lontara di Era Modern

  • 25 November 2024
  • 08:13 WITA
  • Administrator
  • Berita

Gowa, Himpunan Mahasiswa Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (HIMASKI) Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Alauddin Makassar sukses menggelar Seminar Kebudayaan Nasional bertajuk "Esensi dan Eksistensi Lontara di Era Modern". Acara yang berlangsung pada Jumat, 22 November 2024, ini bertempat di Ruang Rapat Rektorat UIN Alauddin Makassar dan dihadiri oleh sejumlah peserta dari kalangan mahasiswa, dosen, dan pemerhati budaya.

Seminar dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan III FAH, Dr. Nurkholis A. Gaffar, M.Hum., yang dalam sambutannya menyampaikan pentingnya seminar ini untuk menggali kembali nilai-nilai budaya lokal. "Lontara bukan hanya simbol dari identitas budaya Bugis, tetapi juga warisan yang kaya akan nilai historis dan literasi. Saya berharap diskusi ini mampu melahirkan inovasi baru dalam pelestarian Lontara di era modern," ujarnya.

Acara ini menghadirkan tiga narasumber utama dengan keahlian di bidangnya. Dr. Husnul Fahima Ilyas, M.Hum., Peneliti Utama Manuskip Literasi dan Tradisi Lisan di BRIN, membahas peran Lontara sebagai sumber sejarah dan tradisi lisan. Fian Anawagis, S.Hum., dari Sulappa Appa Studi Indonesia, menyoroti adaptasi budaya Lontara dalam konteks masyarakat kontemporer. Sementara itu, Mastanning, S.Hum., M.Hum., dosen Kajian Naskah Program Studi Sejarah Peradaban Islam, mengupas tantangan pelestarian Lontara dalam pendidikan dan teknologi.

Moderator acara, Alda Hidayat, Bendahara Umum HIMASKI Periode 2024-2025, berhasil memandu jalannya diskusi dengan lancar dan interaktif. Seminar ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang antusias, memperlihatkan besarnya minat peserta terhadap tema kebudayaan lokal yang relevan dengan perkembangan zaman.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus melestarikan warisan budaya Lontara sebagai bagian dari kekayaan literasi dan identitas bangsa, sekaligus menjadikannya adaptif di era modern.