Gowa, 19 September 2024 – Dua dosen dari Program
Studi Sejarah Peradaban Islam UIN Alauddin Makassar turut berpartisipasi dalam
kegiatan Fullday Sosialisasi Sistem
Integrasi Digitalisasi Manuskrip Agama dan Keagamaan Nusantara (Si Jawarba)
yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama. Acara yang berlangsung di Hotel
Claro Makassar ini bertujuan untuk memperkenalkan sistem digitalisasi manuskrip
yang berkaitan dengan tradisi agama dan keagamaan di Nusantara.
Si Jawarba, sebuah inisiatif dari Kementerian Agama,
dirancang untuk mengintegrasikan dan melestarikan manuskrip-manuskrip penting
keagamaan melalui platform digital. Sistem ini diharapkan dapat mempermudah
akses terhadap teks-teks kuno yang menjadi warisan sejarah dan budaya,
khususnya dalam studi sejarah dan agama di Indonesia.
Acara yang berlangsung seharian ini dihadiri oleh
berbagai akademisi, peneliti, dan ahli manuskrip dari berbagai institusi di
Indonesia. Para peserta diberi kesempatan untuk mendalami cara kerja sistem Si
Jawarba, serta bagaimana teknologi ini bisa mendukung penelitian dan
pelestarian manuskrip yang telah ada selama berabad-abad. Selain itu,
sosialisasi ini juga menjadi ajang diskusi mengenai pentingnya pelestarian
warisan intelektual melalui inovasi digital.
Kedua dosen Sejarah Peradaban Islam yang
berpartisipasi dalam kegiatan ini merasa bahwa keikutsertaan mereka menjadi
momen berharga untuk lebih memahami peran teknologi digital dalam pelestarian
manuskrip keagamaan. Mereka berharap bahwa sistem ini akan mempermudah penelitian
yang lebih terstruktur dan mendalam dalam bidang Sejarah Peradaban Islam serta
memfasilitasi akses manuskrip bagi generasi mendatang.
"Kami
sangat antusias dengan pengenalan Si Jawarba ini, karena teknologi digital akan
memainkan peran kunci dalam melestarikan dan memfasilitasi akses terhadap
manuskrip-manuskrip penting yang telah lama menjadi sumber pengetahuan. Sistem
ini akan sangat bermanfaat bagi para peneliti dan mahasiswa yang ingin mengkaji
warisan intelektual Islam di Nusantara," ungkap salah satu
dosen tersebut.
Dengan adanya Si Jawarba, upaya pelestarian
manuskrip-manuskrip keagamaan diharapkan akan semakin mudah diakses oleh
masyarakat akademik dan publik. Sistem ini juga diyakini akan menjadi alat
penting untuk menghubungkan generasi muda dengan kekayaan intelektual
Nusantara, memastikan bahwa warisan keagamaan tersebut tidak hilang di tengah
perkembangan zaman.