Gowa, 21 November 2024 – Arnida Amir, mahasiswi Program Studi Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, berhasil mencuri perhatian dalam Webinar Internasional Apresiasi Pengalaman Ilmu Sejarah 2024 yang diadakan oleh Ikatan Guru Muslim Malaysia (iGURU) di Sabah, Malaysia, pada 20 November 2024.
Arnida tampil memukau sebagai
salah satu panelis dengan membawakan materi bertajuk “Bissu: Keragaman Gender
dalam Tradisi Bugis”. Dalam presentasinya, ia menjelaskan peran penting Bissu
dalam tradisi Bugis, baik sebagai penjaga tradisi, pemimpin ritual spiritual,
maupun sebagai simbol keragaman budaya di Sulawesi Selatan. Pendekatan historis
dan antropologis yang ia gunakan mendapatkan apresiasi tinggi dari peserta
webinar yang berasal dari kalangan akademisi, guru, dan mahasiswa dari berbagai
negara.
Webinar internasional ini
melibatkan tujuh panelis dari institusi berbeda, termasuk Universitas
Hasanuddin dan IAIN Parepare, yang membahas berbagai tema terkait sejarah dan
budaya. Keikutsertaan Arnida dalam forum bergengsi ini menegaskan kiprah
mahasiswa UIN Alauddin Makassar dalam ranah akademik internasional.
Ketua Program Studi Sejarah
Peradaban Islam, Chaerul Mundzir, M.Hum, menyampaikan kebanggaannya atas
pencapaian Arnida. "Ini adalah prestasi luar biasa. Materi yang dibawakan
sangat relevan dengan pengembangan ilmu sejarah, khususnya dalam mengangkat
tradisi lokal ke tingkat global. Kami berharap keberhasilan Arnida dapat
memotivasi mahasiswa lainnya untuk terus berkarya dan berkompetisi di kancah
internasional," ujar Chaerul.
Forum ini menjadi ruang apresiasi
dan kolaborasi ilmiah lintas negara, membahas beragam isu dalam kajian sejarah
dan budaya. Partisipasi Arnida Amir tidak hanya mengharumkan nama UIN Alauddin
Makassar, tetapi juga memperkenalkan nilai-nilai budaya Indonesia, khususnya
Sulawesi Selatan, di mata dunia.
Kegiatan ini menjadi momentum
penting untuk memperkuat hubungan akademik antarlembaga pendidikan di Indonesia
dan Malaysia, sekaligus membuktikan bahwa generasi muda Indonesia mampu
berperan aktif dalam diskusi ilmiah global.